,

Baru 10 Persen Pabrik CPO RI Miliki Penyaring Gas Metan

Environmental Protection Agency (EPA) menyatakan, baru 10 persen dari 608 pabrik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Indonesia yang memiliki alat penyaring gas metan. Selama ini, gas terbuang ke alam bebas hingga berkontribusi dalam pemanasan global.

Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Nasional Indonesia (DMSI), Derom Bangun, Selasa(23/10/12) meyakinkan, 60 persen  pabrik CPO di Indonesia siap memasang alat penyaring gas metan ke depan.

Penyaring gas metan ini salah satu upaya agar CPO Indonesia menjadi bahan bakar biodiesel ramah lingkungan. Untuk itu, DNSI telah menyurati EPA.

Senin(22/10/12), EPA telah mengunjungi satu perusahaan sawit, PT Musim Mas di Riau. Perusahaan ini sudah memasang alat penangkap gas metan di tiga pabrik. “Tahun depan perusahaan mereka berkomitmen memasang di di seluruh pabrik, delapan unit.”

Assistant Administrator for Air and Radiation US EPA, Regina Mc Carthy mengatakan, hanya mengunjungi satu kebun sawit milik PT Musim Mas di Riau. “Kami senang, kami melihat bangaimana perkebunan dikelola dan bagaimana perusahaan berkolaborasi dengan para petani,” ucap dia.

Namun, tim EPA belum bisa membuat keputusan saat itu. Mereka akan mengkaji dan mengumpulkan masukan-masukan dari berbagai ahli baik dari Indonesia, maupun luar. “Kami bekerja dengan informasi terbaru dan berbasis data keilmuan,” kata Mc Carthy.

Mereka datang ke Indonesia, bersama tim teknis yang memiliki kemampuan terkait bahan bakar terbarukan. “Kami datang dengan tim teknis. Ini untuk menemukan fakta. Ini kesempatan untuk belajar dari kebun sawit di Indonesia.” Setelah ke Indonesia, tim EPA akan ke Malaysia untuk menemukan fakta kebun sawit di sana.

Di Indonesia, tim EPA sebenarnya berencana datang ke kebun sawit PT Hindoli, anak usaha perusahaan asal AS PT Cargill.  PT Hindoli memiliki kebun 39.000 hektar  di Sumatra Selatan.

“Tapi jauh, jadi tidak bisa mengunjungi semua (kebun sampai pabrik) dalam sehari. Akhirnya ke Musim Mas Group,” kataRismansyah Dana Syahputra, Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian (Kementan).

Artikel yang diterbitkan oleh
,