Negara-Negara Maju Lipat Gandakan Sumber Daya Lindungi Spesies, Amerika Serikat Hanya Menonton

Setelah sempat mengalami tarik ulur, akhirnya negara-negara yang hadir dalam Convention on Biological Biodiversity di Hyderabad, India akhirnya menemukan kata tuntas dalam pertemuan ini. Dalam keputusan  yang berhasil dicapai, salah satu yang terpenting adalah negara-negara maju akan menggandakan sumber daya mereka kepada negara-negara berkembang di tahun 2015 untuk melindungi ekosistem dan spesies-spesies yang terancam.

Kendati tak menyebut jumlah secara pasti, para ahli memperkirakan, nilai pendanaan yang digandakan itu sekitar 10 hingga 12 juta miliar dollar AS per tahun. Kendati demikian, jumlah ini dinilai masih sangat jauh dari harapan para ahli dan para pegiat lingkungan untuk mencegah terjadinya kepunahan.

“Utusan negara-negara yang hadir sudah mengirimkan sinyal yang sangat jelas dan menggarisbawahi komitmen bahwa pembangunan keragaman hayati dan ekosistem adalah sentral bagi transisi menuju ke arah Green Economy,” ungkap Staf Sekretariat Jenderal PBB dan Direktur Environment Programme Executive, Achim Steiner dalam pernyataannya.

Kendati negara-negara maju sepakat untuk menggandakan jumlah pendanaan dari jumlah pendanaan antara tahun 2006 hingga 2010 untuk keragaman hayati, -meski tak menyebut angka- negara-negara berkembang juga akan menyediakan sumber daya tambahan untuk perlindungan keragaman hayati di dalam negeri mereka. Terkait hal ini,  tuan rumah India menggelontorkan sekitar 50 juta dollar AS sebagai upaya untuk melindungi keragaman hayati mereka. Dua pertiga dari negara-negara berkembang juga diharapkan bisa mengintegrasikan agenda perlindungan keragaan hayati dalam agenda pembangunan nasional mereka.

Namun, pendanaan yang disepakati nampaknya masih jauh dari harapan para ahli dari dana sebenarnya yang diperlukan untuk melestarikan keragaman hayati di tengah meningkatnya kerusakan ekologi di berbagai belahan dunia. Dalam sebuah kajian baru-baru ini, diperkirakan untu melindungi seluruh spesies terancam di dunia yang sudah masuk ke dalam Daftar erah IUCN, akan membutuhkan sekitar 4 miliar dollar setahun. Artinya, tambahan 75 miliar dollar akan diperlukan untuk mengelola dan memperluas perlindungan spesies-spesies dilindungi tersebut, seperti digariskan dala tujuan konferensi ini,

Lina Barrera dari Conservation International mengatakan bahwa,”Dari total yang dibutuhkan dalam angka ratusan miliar dollar, kami memperkirakan bahwa dari sumber publik akan ada kenaikan hanya sekitar 12 miliar dollar dalam bantuan internasional dan sekitar 48 miliar dari pendanaan domestik dari semua negara untuk keragaman hayati antara saat ini hingga 2020.”

Lembaga World Wide Fund for Nature (WWF) malah lebih pesimis. Mereka menyebut hasil konferensi ini dengan ‘mengecewakan’. Lasse Gustavsson, Direktur Eksekutif Konservasi WWF Internasional menyatakan bahwa pendanaan ini bahkan tidak mendekati jumlah yang cukup untuk mencapai target yang ambisius yang dicanangkan dalam pertemuan di Nagoya dua tahun sebelumnya,

WWF memperkirakan setidaknya perlu 200 miliar dollar setahun untuk memenuhi target 20 poin yang ditetapkan dalam konferensi di Hyderabad ini hingga 2020, termasuk menghilangkan subsidi yang menyulitkan, menekan kerusakan ekosistem hingga setengahnya, pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, meningkatkan wilayah lindung, merestorasi 15% ekosistem dunia yang terdegradasi dan melindugi spesies terancam di dunia.

Fakta terpenting, negara adidaya Amerika Serikat adalah salah satu negara yang tidak meratifikasi kesepakatan Konvensi Biologi Dunia di Hyderabad ini. Status mereka hanya observer atau mempelajari jalannya konvensi saat negara lain sibuk berdiskusi.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,