,

Peneliti Temukan 133 Spesies Karang di Pulau Weh

PENELITI dari ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies, James Cook University Australia, Wildlife Conservation Society dan Fauna dan Flora Internasional serta melibatkan Universitas Syiah Kuala, menemukan 133 spesies karang Scleractinia, di perairan Pulau Weh, Aceh.

Temuan ini, termasuk tiga spesies berstatus catatan baru (new record) dan lima berpotensi kuat sebagai spesies baru (new species). Hasil ini menunjukkan, kekayaan terumbu karang di perairan ini sebanding dengan di kawasan Coral Triangle Initiative.

Edi Rudi dari Pusat Studi Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Selasa(30/10/2012) mengatakan, dibandingkan wilayah Indonesia lain, karang Scleractinia di Pulau Weh terlihat unik dan berbeda serta memiliki affinitas sangat kuat dengan Laut Andaman. Dengan keragaman spesies tinggi ditambah proporsi spesies endemik tinggi, sekitar lima persen mengindikasikan wilayah ini memiliki nilai konservasi sangat tinggi.

“Sejumlah temuan menunjukkan keunikan fauna karang di Pulau Weh, antara lain tergambar dari komposisi spesies, merupakan perpaduan spesies karang Indo-Pasifik, Samudera Hindia dan spesies karang yang umum di perairan Indonesia,” katanya.

Dilakukan perbandingan spesies karang Acropora dalam transek antarsembilan wilayah di luar dan dalam kawasan Coral Triangle. Hasilnya, menunjukkan perairan Aceh tidak jauh berbeda dengan lima wilayah dalam kawasan Coral Triangle (Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Halmahera dan Papua Nugini). Sekaligus paling tinggi dibandingkan wilayah-wilayah di luar Coral Triangle (Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Riau).

“Total 133 spesies karang di perairan Weh mirip dengan di Halmahera (130) yang dikenal memiliki keragaman karang tertinggi untuk kawasan Coral Triangle.”

Perairan Pulau Weh terletak di bagian ujung utara lepas pantai Aceh berada di pertemuan selat Malaka, Laut Andaman dan Samudra Hindia.  Jika Pulau Weh dianggap sebagai representasi dari Laut Andaman, maka sebuah usaha mirip Coral Triangle perlu untuk perlindungan terumbu karang di wilayah ini, setidaknya melibatkan lima negara: Indonesia, India, Malaysia, Thailand dan Burma.

Terumbu karang di Pulau Aceh. Foto: Edi Rudi

Penelitian ini yang pertama di Aceh, berlangsung 2005 sampai 2009 Penelitian dilakukan di sejumlah pusat sebaran terumbu karang di Pulau Weh (Sabang), Pulau Aceh dan di dekat perairan Aceh Besar dengan kedalaman sekitar enam meter. “Saat ini spesies karang baru yang belum teridentifikasi dianalisis lebih lanjut di Australia.”

Menurut Edi, secara keseluruhan terumbu karang di kawasan ini relatif baik, meski ada bleaching akibat perubahan iklim pada awal 2010. “Tapi saat ini sudah mulai pulih.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,