KFC Inggris Raya Tak Gunakan Lagi Kertas Asia Pulp & Paper Karena Rusak Hutan Indonesia

Setelah berbagai perusahaan skala global seperti penerbit buku Barnes & Noble, pabrikan makanan Danone, produsen mesin fotokopi Xerox dan jaringan retail Amerika Serikat Walmart dan Dollar General, serta pabrikan mainan anak-anak dan pembuat film raksasa Walt Disney, kini jaringan makanan siap saji Kentucky Fried Chicken di Inggris Raya ikut memutuskan tidak menggunakan kertas dari Indonesia yang dinilai merusak hutan hujan tropis di negeri khatulistiwa ini.

Kentucky Fried Chicken (KFC) di Inggris Raya, yang meliputi seluruh wilayah negara Inggris, Wales, Irlandia, Irlandia Utara, dan Skotlandia memutuskan tidak lagi menggunakan kertas dari produsen kertas terbesar ketiga di dunia, Asia Pulp and Paper yang berbasis di Indonesia.

Dalam pernyataan kebijakan mereka, KFC Inggris Raya berkomitmen untuk menggunakan kertas hanya dari produksi kertas yang berkelanjutan di seluruh rantai produksi mereka, termasuk pembungkus makanan siap saji mereka. Menurut Greenpeace, hal ini termasuk juga menghentikan penggunaan kertas dari Asia Pulp and Paper dari Indonesia.

Dalam pernyataannya, KFC lebih lanjut menjelaskan bahwa mereka akan mewajibkan setiap penyuplai kertas untuk memberikan sertifikasi dan bukti bahwa semua produk mereka sudah memenuhi standar manajemen kehutanan yang berkelanjutan. Lebih lanjut, jaringan makanan siap saji ini hanya akan menerima kertas pembungkus makanan yang bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dan sistem sertifikasi nasional yang tergabung dalam Program for Endorsement of Forest Certification, seperti misalnya Sustainable Forestry Initiative.

KFC akan melangkah lebih jauh menggunakan kertas FSC 100% di tahun-tahun mendatang.

Selain komitmen tersebut, KFC juga membuat beberapa komitmen dalam pembungkusan makanan mereka, termasuk bekerja dengan para penyuplai untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan jumlah produk yang bisa didaur ulang.

Nampaknya upaya Asia Pulp and Paper untuk melakukan komitmen lingkungan mereka lewat Sustainability Roadmap 2020, yang berkomitmen untuk tidak menebang hutan alam di Indonesia, Sumatera khususnya, masih dianggap lemah oleh berbagai perusahaan skala internasional, setelah berbagai bukti menunjukkan bahwa mereka melakukan penebangan kendati komitmen ini sudah berjalan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,