,

Pemerintah Inggris Hentikan Penggunaan Kelapa Sawit Tanpa Sertifikasi

Pemerintah Inggris secara bertahap hanya akan menggunakan minyak kelapa sawit yang dikelola secara berkelanjutan dan mengikuti standar manajemen hutan yang memperhatikan lingkungan. Diharapkan, tahun 2015 mendatang mereka akan secara penuh atau 100% sudah menggunakan segala bentuk produk dari kelapa sawit yang sudah bersertifikasi ramah lingkungan.

Hal ini disampaikan oleh perwakilan pemerintah Inggris disela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil di Singapura yang berakhir hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012.

Komitmen pemerintah Inggris ini dituangkan dalam sebuah pernyataan resmi berjudul Sustainable Production of Palm Oil: UK Statement yang dikeluarkan oleh Department for Environment, Food & Rural Affairs. Dalam komitmen ini, pemerintah Inggris bersama empatbelas kelompok usaha dan organisasi non pemerintah, termasuk diantaranya British Retail Consortium, Food and Drink Federation, dan Seed Crushers and Oil Processors Association menyatakan komitmen mereka secara bertahap dalam penggunaan minyak kelapa sawit tahun 2015.

Gajah yang mati diracun akibat memasuki kebun sawit. Meluasnya perkebunan sawit, membuat habitat gajah Sumatera terus menyusut, dan mengakibatkan meningkatnya angka konflik antara satwa dan manusia. Foto: WWF Riau

Secara teknis, hal ini dijelaskan lebih rinci dalam komitmen pemerintah tersebut. Seperti misalnya Kementerian Lingkungan di Inggris hanya akan menggunakan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan untuk makanan dan kebutuhan dalam catering mereka secara bertahap hingga 2015.

Pemerintah juga akan memberikan masukan dan informasi untuk membantu pelaku bisnis dan penyuplai barang-barang untuk kebutuhan pemerintah untuk menyediakan minyak kelapa sawit yang sudah diolah secara ramah lingkungan. Hal ini termasuk memberikan informasi lewat telepon, informasi online, terbitan berkala dan lewat seminar-seminar.

Kebutuhan Inggris setiap tahun akan kelapa sawit adalah sekitar 397.000 metrik ton, menurut data dari Eurostat.

Indonesia adalah penyuplai terbesar kebutuhan kelapa sawit ke seluruh penjuru dunia, dengan ekspor kira-kira 23 juta ton di tahun 2012 saja, dengan nilai keseluruhan adalah 21.232 miliar dollar AS. Negara mendapat pemasukan sekitar 23,3 triliun rupiah dari bea keluar CPO dan turunannya. Pendapatan bea pajak ini diluar keuntungan yang didapat dari komoditi sawit itu sendiri.

Orangutan yang ditembak dengan senapan angin akibat masuk ke perkebunan kelapa sawit. Inilah salah satu dampak nyata ekspansi kelapa sawit Indonesia, yatu hilangnya habitat orangutan. Foto: Orangutan Foundation

Namun penghasilan ini diiringi dengan ditebangnya jutaan pohon untuk memenuhi ekspansi perkebunan sawit yang luar biasa. Dari data yang diambil dari Universitas Sumatera Utara, Sejak tahun 2008 hingga 2015 mendatang diperkirakan pohon yang hilang sekitar 11,7 juta pohon per tahun, atau setara dengan5,85 juta ton kayu.

Kerugian ini mengakibatkan hilangnya habitat satwa-satwa dilindungi di Sumatera dan berbagai belahan Indonesia lainnya, dan semakin meningkatnya konflik antara satwa dan manusia akibat lenyapnya habitat.

Berikut adalah lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang menyatakan komitmennya untuk menggunakan minyak kelapa sawit bersertifikat 100% mulai 2015:

1. Agricultural Industries Commission

2. British Association for Chemical Specialities

3. British Hospitality Association

4. British Retail Consortium

5. British Services Association

6. Federation of Wholesale Distributors

7. Food and Drink Federation

8. National Edible Oil Distributor‟s Association

9. Renewable Energy Association

10. Seed Crushers and Oil Processors Association

11. Sustainable Restaurant Association

12. UK Cleaning Products Industry Association

13. UK Government

14. UK Petroleum Industry Association

15. World Wildlife Fund UK

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,