Kemarahan akibat pembunuhan tiga ekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Propinsi Riau ternyata tidak hanya melanda pegiat lingkungan di Indonesia, kelompok pembela hak-hak satwa dunia, PETA atau People for Ethical Treatment of Animal juga merasakan hal yang sama.
Lembaga pembela hak satwa ini menjanjikan hadiah senilai 1000 dollar Amerika Serikat bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi pelaku pembunuhan terhadap gajah-gajah Sumatera tersebut. Mereka akan memberikan hadiah bagi orang yang bisa memberi informasi yang bisa melanjutkan menjadi sebuah kasus hukum ke arah penahanan dan penuntutan.
Dala pernyataannya, PETA mengatakan bahwa para pembunuh satwa yang pengecut ini harus dituntut dan dihukum seberat-beratnya sesuai dengan aturan hukum.
Seperti diberitakan sebelumnya oleh berbagai media di tanah air, tiga ekor gajah Sumatera yang kini berstatus kritis di dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature dibunuh di dekat perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan racun oleh warga sekitar karena diduga kawanan gajah tersebut menginjak salah satu warga yang membuka lahan di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Kupin Simblon kepada sindonews.com, kuat dugaan bahwa gajah tersebut diracun karena tidak ada bekas luka atau tembakan di tubuhnya. “Kami mencurigai bahwa kasus kematian gajah ini ada kaitannya dengan kematian seorang warga yang tewas diinjak gajah sepekan sebelumnya. Lokasi kematiannya juga eprsis di dekat bangkai gajah. Namun kami masih menyelidikinya,” ungkap Kupin kepada sindonews.com 12 November 2012 silam.
Dala peristiwa terakhir ini, ketiga gajah yang tewas berjenis kelamin betina, satu diantaranya bahkan masih berusia satu tahun. Dari data yang ddapat dari Taman Nasional Tesso Nilo, setidaknya 17 ekor gajah tewas tahun ini di taman nasional tersebut, sebagian besar mati akibat diracun.
Menyempitnya habitat gajah Sumatera akibat ekspansi bisnis kehutanan seperti perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri mengakibatkan arena hidup bagi spesies besar seperti gajah Sumatera semakin berkurang. Hal ini mendorong terjadinya perebutan arena hidup antara kedua mahluk ini. Menurut data dari WWF Indonesia, di Sumatera diperkirakan tinggal tersisa sekitar 2.800 ekor gajah Sumatera di alam liar. Jumlah ini menurun drastis, dari tahun 1985 dimana menurut data IUCN masih terdapat lebih dari 5000 ekor gajah di alam liar.