,

Kamera Pengintai Rekam Banyak Komodo di Pulau Ontoloe

SELAMA ini, sebagian masyarakat mengetahui komodo (Varanus komodoensis) hanya ada di Taman Nasional Komodo  (TNK), salah satu pemenang The New 7 Wonder. Padahal, pusat-pusat habitat komodo ada di beberapa kawasan di Flores, seperti di Cagar Alam  Wae Wuul (Kabupaten Manggarai Barat), Cagar Alam Wolotadho (Kabupaten Ngada), Cagar Alam Riung (Kabupaten Ngada) dan Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung (di Pulau Ontoloe).

Nah, baru-baru ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) melakukan penelitian keberadaan komodo di Pulau Ontoloe. Penelitian yang bekerja sama dengan Komodo Survival Program (KSP) ini setidaknya berhasil mengidentifikasi ada enam sampai delapan komodo di pulau itu.

Pulau Ontoloe, pulau terbesar di Taman Wisata Alam Laut (TWA) 17 Pulau, di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, seluas 660 hektar. Kawasan ini didominasi habitat padang savana, hutan mangrove dan lamtoro. Lembah-lembah ditumbuhi pohon-pohon hijau berfungsi sebagai naungan. Ia diperkirakan cukup ideal sebagai habitat komodo.

Dalam penelitian ini, dipasang sembilan kamera trap (pengintai) pada 28 September –2 Oktober 2012. Hasilnya, tujuh kamera merekam foto keberadaan komodo, satu kamera mengabadikan saat satwa liar ini memangsa monyet ekor panjang (Maccaca fascicularis),

“Kami perkirakan individu komodo di Pulau Ontoloe yang dapat teridentifikasi sekitar enam sampai delapan ekor,” sebut pernyataan resmi lembaga ini, Senin(19/11/12).

Dari hasil penelitian terlihat, indek populasi komodo di pulau ini 0,80±0,14.  Artinya, tingkat hunian mencapai sekitar 80% hingga komodo relatif mudah dijumpai di sini. Komodo juga tergolong sehat terlihat dari foto-foto yang diperoleh. “Bagian pangkal ekor masing-masing komodo terlihat gemuk (cembung) tidak cekung. Berdasarkan beberapa kajian, pangkal ekor keluarga kadal biawak termasuk komodo adalah tempat penyimpanan cadangan lemak.”

Waktu tertangkap kamera paling pagi pukul 5.55 dan paling malam pukul 17.37. Artinya, komodo bukan satwa nokturnal yang aktif di malam hari. “Apabila ditemukan komodo aktif di malam hari, dapat diduga bukan komodo atau perilaku komodo telah berubah karena terjadi perubahan habitat seperti satwa mangsa berkurang.”

Dari kamera dan pengamatan satwa liar di pulau ini, diperkirakan satwa mangsa komodo adalah monyet ekor panjang, kelelawar mati, burung gosong dan telurnya. Di pulau ini, banyak sekali sarang burung gosong. Untuk mangsa mamalia besar kemungkinan rusa Timor (Cervus Timorensis), terlihat ada gesekan tanduk pada batang-batang pohon.

Dengan hasil ini, BBKSDA NTT akan membuat desain tapak, khusus di Pulau Ontoloe guna memanfaatkan komodo sebagai obyek ekowisata. Pengamanan kawasan TWA 17 Pulau, khusus Pulau Ontoloe juga diperketat melalui patroli rutin untuk memantau aktivitas masyarakat yang dapat menggangu habitat satwa ini. Pada lokasi sama akan terus diteliti setiap tahun untuk mendapatkan perkembangan tahunan satwa ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,