,

‘Hutan Para Dewa’ Dari Navicula Untuk Gerakan Lingkungan Indonesia

Grup musik cadas asal Bali, Navicula akhirnya merilis album bertema lingkungan. Album bertajuk ‘Kami No Mori’ ini sendiri adalah sebuah refleksi dari perjalanan mereka ke pedalaman Kalimantan pertengahan September 2012 silam. Album ini adalah album yang berjarak sangat lama dari album sebelumnya, Salto yang dirilis tahun 2009. Berisi 13 lagu, 5 adalah lagu baru dan 8 lainnya diambil dari album yang telah dirilis.

Kami No Mori adalah ‘hutan para dewa’ yang diambil dari bahasa Jepang.

“Kompilasi ini kami dedikasikan untuk gerakan lingkungan di Indonesia. Materinya disarikan dari semua lagu bertema lingkungan dari album lama, single seperti Orangutan dan lagu yang belum pernah dirilis seperti Harimau! Harimau! dan Di Rimba tapi sudah sering kami bawakan di panggung,” kata Gede Robi Supriyanto, vokalis dan gitaris Navicula di San Francisco, California, Amerika Serikat, Selasa 4 Desember 2012 dalam rilis mereka.

Proses rekaman Navicula di Record Plant, California. Foto: Navicula Band

“Setahun belakangan, kami memang lebih mengarahkan energi untuk kampanye lingkungan dengan single Orangutan sejak akhir tahun lalu dan tur ke Borneo bersama Greenpeace Indonesia. Tapi lagu baru terus kami produksi,”sambung Robi.

Navicula merilis album ini untuk mendukung pembiayaan tur mereka ke Amerika Serikat, yang kini tengah mereka jalani sejak 26 November 2012 silam. Di negeri Paman Sam, mereka tampil di enam kota di California, Amerika Serikat yaitu Los Angeles, San Francisco, Berkeley, Davis, Bakersfield, Ventura dan Joshuatree.

Navicula juga tampil di Sub/Mission di Mission Street, San Fransisco pada 1 Desember. Event ini digelar oleh organisasi lingkungan Rainforest Action Network (RAN) yang mengikuti sepak terjang Navicula dalam kampanye isu deforestasi di Indonesia. “Di Sub/Mission diputar video dokumenter perjalanan Navicula bersama Tur Mata Harimau Greenpeace di Kalimantan,” kata Robi.

Album baru Navicula, Kami No Mori. Foto: Navicula Band

Navicula merancang tur ke Amerika Serikat setelah memenangkan kompetisi internasional RØDE Rocks. Kompetisi yang digelar oleh produsen mikrofon asal Australia, RØDE ini memfasilitasi pemenangnya untuk rekaman selama tiga hari di studio legendaris Record Plant, Hollywood. “Jadi dari Los Angeles kami meneruskan tur ke kota lain dengan pendanaan sendiri,” kata Robi.

Namun, grup ini terpaksa menjalani tur ke Amerika Serikat tanpa sponsor. “Kami sudah mengajukan bantuan dana ke pemerintah lewat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan pemerintah daerah, tapi tak ada hasil. Ini memang ujian menjadi band independen, tapi the show must go on. Masih ada pihak-pihak yang mengajak kami main untuk pengumpulan dana dan fans yang bersemangat untuk berkontribusi dengan membeli album,” kata Robi dalam rilisnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,