Seorang pakar Biologi yang tengah berlibur di pulau Kalimantan, tepatnya di kawasan Danum Valley, Sabah, Malaysia berhasil merekam kehadiran seekor macan dahan atau Sunda Clouded Leopard (Neofelis diardi) untuk kedua kalinya. Kawasan ini adalah sebuah kawasan lindung di negara bagian Sabah, Malaysia.
Sang peneliti, Jyrki Hokkanen tengah melakukan trekking malam hari saat bertemu dengan spesies langka ini, seperti dilansir oleh BBC.
“Kami saat itu melihat sepasang mata yang tidak biasa dalam jarak 10 meter di depan kami,” ungkap Hokkanen kepada BBC Nature. “Mata itu melihat ke arah kami dan tidak berpaling dan wajah bundarnya terlihat lebih jelas saat kami gunakan lampu senter.”
Dr. Hokkanen kemudian mulai merekam macan dahan ini saat ia bergeser ke arah kerimbunan vegetasi dan kemudian menghilang.
“Saya tahu itu adalah seekor kucing besar,” ungkapnya. “Tak mungkin itu spesies yang lain kecuali Sunda clouded leopard.”
Dr. Hokkanen, istrinya dan pemandunya berjalan terus melintasi jejak dan berusaha menemukan spesies itu lagi.
“Dan kemudian tiba-tiba sebuah mata bersinar dari lokasi yang sangat rendah, kali ini di sisi kanan kami. Hal ini bukan seperti yang kami harapkan, karena macan dahan itu sudah hilang ke arah kiri. Melalui kaca pandang (viewfinder) saya melihat seekor macan dahan bergerak naik, dan keluar dari persembunyiannya dan melihat ke arah kami.”
Sunda clouded leopard atau macan dahan diklasifikasikan sebagai spesies mandiri pada tahun 2007. Sebelumnya, ia hanya masuk kategori sub-spesies dari macan tutul di daratan utama Asia dan Taiwan.
Kedua spesies ini sama-sama jarang terlihat dan kini terancam akibat hilangnya habitat mereka. Ancaman terbesar macan dahan ini adalah ekspansi perkebunan sawit di habitat mereka. Di Indonesia, satwa ini banyak ditemui di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, perburuan juga menjadi ancaman tersendiri di beberapa wilayah.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=nMLrFi1Tox0
