,

Mencari Keakuratan Data, Forum Komunikasi Peduli Gambut Aceh Terbentuk

Data pemerintah dan fakta di lapangan tentang kedalaman gambut di Aceh, berbeda. Setidaknya, bisa terlihat dari contoh kedalaman gambut di Suaq Belimbing.

Dari publikasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) edisi Desember 2011, menyebutkan, kedalaman gambut di Aceh hanya berkisar antara 50 sampai 200 cm. Padahal, dari hasil pengeboran di sembilan titik di Suaq Belimbing, kedalaman gambut mencapai enam sampai delapan meter. Fakta kesimpangsiuran data inilah yang mendorong terbentuknya Forum Komunikasi Peduli Gambut Pantai Barat Selatan, Aceh.

Anggota forum ini terdiri dari para alumni pelatihan pendugaan cadangan karbon hutan gambut yang diselenggarakan Proyek Kehutanan dan Perubahan Iklim Indonesia USAID (Indonesia Forest and Climate Support Project/ IFACS) bekerja sama dengan Konsorsium Peduli Hutan Aceh Selatan (KPHAS) dengan pelatih dari United States Forest Service (USFS).

Jes Putra Kluet, Koordinator Forum Peduli Gambut Pantai Barat Selatan mengatakan,  kebutuhan mendesak saat ini, khusus hutan gambut di Pantai Barat Selatan Aceh adalah pendataan kedalaman gambut. “Ini menjadi sangat penting mengingat data publikasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian itu,” katanya dalam pernyataan pers Jumat(14/12/12).

Dia mengungkapkan, ke depan akan mengukur kedalaman gambut di Pantai Barat Selatan Aceh, antara lain di Rawa Tripa, Rawa Kluet dan Rawa Singkil. Peta sebaran kedalaman gambut ini, diharapkan menjadi rujukan para pihak dalam menentukan tindakan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan rawa gambut Aceh secara lestari.

Saat ini, katanya, mereka mengumpulkan data terkait rencana tata ruang provinsi maupun kabupaten kota di Aceh yang memiliki kawasan hutan gambut. “Ini untuk bahan kajian lebih lanjut dalam persiapan pemetaan sebaran dan kedalaman gambut Aceh, khusus hutan gambut di Pantai Barat Selatan,” ujar dia.

Setelah acara selesai, para peserta bersepakat dan aklamasi menunjuk Jes Putra Kluet sebagai koordinator forum. Dia diberi mandat mempersiapkan rencana kerja. Forum ini, sebagai media komunikasi alumni untuk saling berbagi informasi terkait masalah gambut. “Juga inisiatif pengembangan program perdagangan karbon di kawasan hutan gambut yang diinisiasi berbagai pihak di Aceh maupun wilayah lain,” kata Erwin Kurnia Alamsyah, Forest & Conservation Officer for Aceh Region USAID – IFACS.

Erwin mengatakan, pelatihan yang berlangsung 3 – 11 Desember 2012 di Aceh Selatan ini dibagi dua sesi. “Sesi pertama, 3 – 4 Desember di Aula Dinas Pariwisata Aceh Selatan dan sesi praktikum lapangan 5 – 11 Desember 2012 di hutan gambut Kluet, di stasiun penelitian Suaq Belimbing.”

Pelatihan pengukuran kedalaman gambut Aceh. Foto: PeNA Foundation
Pengukuran kedalaman gambut: Foto: PeNA Foundation
Foto: PeNA Foundation
Penyerahan sertifikat (dari kiri ke kanan) Erwin Kurnia Alamsyah, Forest & Conservation Officer for Aceh Region USAID – IFACS), Matthew Warren, trainer dari United States Forest Service (USFS) dan (paling kanan) Armas, salah satu peserta yang menerima sertifikat secara simbolis. Foto: PeNA Foundation
Pengukuran kedalaman gambut mencapai delapan meter di Suaq Belimbing, Aceh. Foto: PeNA Foundation
Artikel yang diterbitkan oleh
,