,

SPreAD-GIS: Atasi Kebisingan Yang Punahkan Satwa dan Keragaman Hayati

Faktor kebisingan ternyata sangat mempengaruhi spesies dan ekosistem yang ada di dalam hutan, terutama kebisingan yang ditimbulkan oleh manusia pada saat melakukan eksplorasi hutan. Demi menekan dampak suara terhadap ekosistem hutan, sebuah alat bernama SPreAD-GIS dikembangkan untuk memahami bagaimana kebisingan suara di dalam hutan bisa mempengaruhi spesies dan ekosistem – hal ini akan menjadi sebuah faktor utama dalam pengambilan keputusan terkait tanah dan manajemen satwa liar- misalnya dalam pembuatan jalan baru atau lintasan untuk ekowisata.

SPreAD-GIS ini menggunakan lapisan data spasial untuk memprediksi bagaimana suara menyebar dari sumbernya melalui lanskap di sekitarnya dan bagaimana hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti vegetasi, kondisi cuaca, medan dan seberapa keras suara latar mempengaruhi dengan menentukan bagaimana suara merambat, lalu potensi dampak terhadap satwa dapat diperkirakan. Dampak tersebut dapat termasuk mengurangi kualitas habitat, mengubah distribusi geografis spesies, mengganggu komunikasi hewan, dan menyebabkan stres.

Dalam contoh yang dibahas di penelitian ini adalah membandingan kepekaan manusia dan burung hantu terhadap suara kendaraan bermotor.

Dari hasil analisis penggunaan SPreAD-GIS ini menunjukkan bahwa di lokasi yang sama, kebisingan kendaraan bermotor akan mempengaruhi spesies burung hantu dalam area yang lebih luas 45 persen, dibandingkan daerah yang terpapar kebisingan untuk manusia (karena kemampuan pendengaran manusia terbatas). Paparan kebisingan ini dapat mempengaruhi kehidupan burung hantu sebagai hewan yang bergantung pada ketajaman pendengaran untuk mendeteksi gerakan mangsanya.

Pakar dari Wildlife Conservation Society, Sarah Reed mengatakan,”Paparan kebisingan yang disebabkan oleh manusia dapat mengubah benyak sisi kehidupan spesies di dalam hutan. Bagi spesies-spesies yang kurang toleran terhadap kebisingan , hal ini menjadi tak menguntungkan bagi mereka dan pada akhirnya, hal ini dapat berakibat pada hilangnya keanekaragaman hayati. Dengan memprediksi dampak kebisingan terhadap burung atau mamalia labih dahulu, kita bisa lebih menyeimbangkan perencanaan tata guna lahan dengan pertimbangan-pertimbangan konservasi.”

Reed menambahkan,”Kebanyakan alat yang dibuat selama ini digunakan untuk memahami kebisingan di lingkungan yang didominasi oleh manusia dan tidak memasukkan faktor kebisingan suara dalam sistem alam. Alat ini bisa didapat dengan gratis dan relatif mudah digunakan bagi rata-rata pengguna program GIS, dan hadir pada saat yang tepat ketika para ahli ekologi baru saja mulai memahami bahwa tingkat kebisingan memiliki peran penting terhadap satwa liar.”

Alat bernama SPreAD-GIS ini dibahas secara mendalam di jurnal Environmental Modeling & Software bulan November 2012. Para ahli yang etrlibat terdiri dari Sarah E. Reed dari Wildlife Conservation Society dan Colorado State University, Jennifer L. Boggs, mantan anggota The Wilderness Society, dan Jacob P. Mann.

CITATION: Wildlife Conservation Society. “If you cut down a tree in the forest, can wildlife hear it?.” ScienceDaily, 14 Dec. 2012. Web. 17 Dec. 2012.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,