,

Upaya Penyelamatan Satwa dari Kepungan Banjir Jakarta

Perlu bantuan dari  team rescue kalau mereka abis dari daerah Pluit Village, berusaha untuk rescue doggies yang ada di petshop disana, tapi dihalang-halangin ama owner-nya. Anjingnya melolong terus terusan…” “Apakah ada yang punya alamat atau nomor kontak pecinta binatang? Karena ada teman yang banyak nemu binatang melata, hub 0815….” Demikian bunyi pesan berantai yang saya terima lewat telepon seluler, Minggu(20/1/13).

Laporan-laporan warga mengenai satwa yang perlu diselamatkan mulai muncul, di sela hiruk pikuk upaya evakuasi warga. Banjir besar yang menenggelamkan sebagian Jakarta dan sekitar, dari kedalaman 50 cm hingga tiga meter, dalam beberapa hari ini menyebabkan banyak korban, baik harta benda maupun jiwa. Puluhan ribu orang dievakuasi, kini tinggal di tempat-tempat pengungsian serta tak kurang 15 orang tewas. Tak hanya manusia yang  harus diselamatkan. Beragam satwa, baik peliharaan (anjing, kucing sampai kelinci) maupun liar (ular, buaya, biawak, dan lain-lain) yang terdampak banjir, perlu bantuan.

Pramudya Harzani, Koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengatakan, JAAN bersama lembaga pecinta satwa lain, seperti Garda Satwa, Animal Defenders, dan Animal Clinic Jakarta, membantu penyelamatan hewan peliharaan maupun satwa liar yang terkena banjir. “Sampai saat ini kami berkerja berdasarkan laporan. Karena sulit sekali kalau tanpa laporan. Laporan warga akan sangat membantu,” katanya kepada Mongabay, Minggu (20/1/13).

Untuk itu, mereka mempergunakan sosial media, seperti Facebook, dan Twitter guna menginformasikan jika ada yang perlu bantuan. “Jika ada satwa perlu dievakuasi, bisa kontak JAAN via twitter di @jaan_indonesia, @jaandomestic.” Bisa juga via email di [email protected].

Tim gabungan penyelamat satwa sudah bekerja sejak Sabtu(19/1/13). “Sampai kemarin (Sabtu) sekitar 13 anjing dievakuasi.” “Hari ini (Minggu), kami dapat laporan ada biawak di Jalan Tubagus Angke, masuk ke pabrik. Sudah diamankan, besok kami turun,’ ujar dia.

Saat ini, mereka baru turun di sekitar Kelapa Gading dan Pluit. Padahal, dia yakin, di kawasan banjir lain juga memerlukan penyelamat satwa. “Kita harapkan, masyarakat bisa ikut bantu di daerah lain.”

Mengevakuasi hewan juga tak mudah. Dengan perahu karet yang tak didesain khusus, tim penyelamat mengalami kesulitan. “Yang kita bawa hewan di dalam kandang. Belum lagi, manusia juga harus kami tolong. Dua-duanya harus diselamatkan. Ya bawa hewan juga orang.”

Dengan kondisi seperti ini, Pramudya berharap, ke depan, pemerintah perlu memperhatikan dan memiliki standar penyelamatan satwa saat bencana, tak hanya manusia. “Mereka ini kan sama-sama mahluk hidup. Intinya, saat banjir, mahluk hidup perlu diselamatkan.”

Mengenai kasus anjing-anjing di pet shop Pluit Village, sebagian bisa dievakuasi meskipun ada yang tak tertolong. Sebenarnya, pemilik pet shop, ada yang berusaha mengamankan anjing-anjing ke lantai I, tetapi kondisi tak bersahabat karena air makin tinggi.

Dia menyesalkan, pemilik pet shop saat mendesain ruangan tak memperhatikan faktor bencana, seperti banjir. Padahal, di kawasan itu, banjir sudah semacam agenda tahunan. Pramudya juga menyayangkan, di dalam mal bisa ada toko satwa.  Pemerintah, seharusnya mengatur dan mengawasi penggunaan mal sebagai toko satwa ini. “Mestinya ada aturan, ada amdal, karena itu terkait berbagai hal, seperti potensi penyebaran penyakit, polusi.”

Relawan dan Bantuan Pascabanjir

Penanganan satwa, ucap Pramudya, tak hanya penyelamatan saat banjir, juga setelah itu. “Jadi, kami perlu bantuan seperti makanan mereka.” Femke den Haas, pendiri JAAN, menambahkan, tim bekerja dari pagi hingga malam jadi sangat kelelahan. “Jika ada yang mau jadi relawan akan sangat membantu.”

Tak hanya lembaga pecinta satwa yang menjadi tim penyelamat. Dompet Dhuafa juga membuka program animal rescue pada banjir kali ini. Dikutip dari Kompas online, Yayan Rukmana, Direktur Kater Dompet Dhuafa menuturkan, dalam bencana banjir, hewan memerlukan bantuan. “Dalam program ini tak hanya aksi evakuasi hewan. Tim juga mengobati luka dan pemberian vitamin.”

Dalam menunjang aksi  ini, tim terdiri dari dokter hewan, sarjana peternakan, dan relawan. “Kami akan mengutamakan penyelamaan hewan milik warga korban banjir agar tak kehilangan aset berharga.”

Tim inipun berhasil menyelamatkan beberapa hewan seperti kucing di perumahan Kampung Melayu Besar, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (19/1/13). Kucing-kucing itu terjebak banjir selama empat hari.

Penyelamatan menggunakan perahu milik Brimob Batalyon D Kepala Dua, Depok. Tim menyusuri beberapa rumah warga guna mengecek hewan. Titik aksi juga di beberapa wilayah di Jakarta dan Tangerang.

Tim Disaster Respon Unit (Deru) Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menyiapkan tim relawan hewan kesayangan untuk menyelamatkan hewan terjebak banjir. Wisnu Nurcahyono,  Koordinator Tim Relawan, mengungkapkan, tim animal rescue dari Fakultas Kesehatan Hewan UGM. Mereka berkeliling di tempat-tempat yang terkena banjir, mencari hewan sakit, dan memberikan pertolongan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,