,

Video Terbaru: Pemboman Ikan di Perairan Mentawai Kembali Berlanjut!

Sebuah video terbaru kembali merekam aksi para nelayan yang melemparkan bom ikan ke perairan Mentawai. Video yang diunggah oleh seseorang yang tidak mau disebutkan identitasnya ini memperlihatkan aksi peledakan yang dilakukan tanggal 28 Januari 2013. Menurut catatan penduduk setempat ini, selama satu bulan mulai sejak akhir tahun 2012 silam setidaknya 3 buah kapal melempar peledak di wilayah Pulau Siberut Barat Daya.

Jika cuaca cukup baik untuk menangkap ikan, pemboman bahkan bisa berlangsung lebih sering. Dalam setiap operasinya, para nelayan membuang setidaknya lima bom dalam satu kali mencari ikan, dan hal ini bisa dilakukan lima kali sehari. Setidaknya dalam sebulan terakhir sudah 2250 bom dilemparkan ke perairan Mentawai.

Saat ini sejumlah penduduk tengah berupaya untuk membuat kampanye untuk melawan pencarian ikan dengan bahan peledak ini. Beberapa turis yang datang ke pulau-pulau Mentawai sempat mengalami ketakutan, karena beberapa nelayan bahkan meledakkan bom dengan jarak hanya 200 meter dari resort terdekat.

Dalam pemberitaan sebelumnya, melalui video yang diambil tanggal 15 Januari 2013 silam, sejumlah penduduk sempat melaporkan peristiwa ini ke instansi terkait. Pihak otoritas berwenang sempat menjanjikan untuk melakukan patroli untuk melarang pemboman di perairan ini. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut secara nyata untuk mengatasi para pelaku peledakan ini.

Mengapa Wilayah di sekitar Mentawai harus kita jaga?

Pulau Siberut merupakan salah satu di antara gugusan kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem yang tinggi. Pulau ini terletak sekitar 155 km dari sebelah barat kota Padang yang dipisahkan oleh Selat Mentawai, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove. Hutan di taman nasional relatif masih alami, yaitu dengan banyaknya pohon-pohon yang besar dengan tinggi lebih dari 60 meter.

Taman nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung mentawai/Joja (Presbytis potenziani), Bilao (Hylobats klossii), dan Simakobu (Simias concolor). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).

Taman Nasional Siberut merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer karena keunikan dan pentingnya ekosistem pulau tersebut

Karakteristik Endemik

Pulau Siberut telah terpisah lebih dari ½ juta tahun yang lalu oleh air laut dari daratan Asia. Proses pemisahan sejak zaman Es (Pleistocene) ini telah menjadikan Pulau Siberut memiliki keunikan flora, fauna, ekosistem, kebudayaan masyarakat asli dan kehidupan yang bertajhan serta terlepas dari proses evolusi yang dinamis.  Akibat proses isolasi yang lama ini menjadikan timbulnya sifat endemik bagi flora dan fauna.

Walaupun hutan di Siberut, termasuk hutan tropis, karena mempunyai curah hujan dan suhu yang cukup tinggi, Namun susunan hutan di pulau ini, memiliki keunikan-keunikan tertentu yang berbeda dengan hutan tropis lainnya.

Kekayaan Flora

Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.

Apa yang Bisa Anda Lakukan?

Silakan sebarkan video ini, dan selamatkan perairan Mentawai dengan menandatangani petisi ini. Mari kita jaga lokasi ini,  yang merupakan salah satu lokasi penyelaman dan wisata laut terbaik di nusantara ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,