Serahkan Petisi Pertahankan KWPLH Balikpapan, DPRD Akan Tinjau Kembali Rencana Relokasi

Dukungan terhadap keberadaan Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) di Km 23, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan, terus bergulir. Kamis (14/2) lalu, sekitar 10 orang aktivis lingkungan di Balikpapan, mendatangi kantor Walikota Balikpapan dan DPRD Kota Balikpapan.

Mereka menyerahkan petisi tentang penolakan relokasi KWPLH. Petisi tersebut diserahkan kepada Walikota Balikpapan Rizal Effendi dan Wakil Ketua DPRD Noeryati. Dalam kesempatan itu, seorang mahasiswa juga tampil mengenakan kostum beruang madu sebagai simbol dukungan terhadap hewan maskot kota Balikpapan.

Koordinator mahasiswa Wawan Sanjaya mengatakan, hingga tanggal 8 Februari 2013 tercatat ada 4.443 petisi yang masuk melalui surat elektronik di situs KWPLH. Petisi tersebut berasal dari 93 negara diantaranya Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Taiwan, Jerman, Belanda, Malaysia, Vietnam, Prancis, Italia, Skotlandia, Belgia, dan Swedia.

Tidak hanya itu, ada pula 200 surat resmi dari lembaga nasional maupun internasional yang turut mendukung keberadaan KWPLH. “Untuk yang surat resmi ini sebagian sudah di-fax langsung ke Walikota dan DPRD Balikpapan. Surat‑surat itu berasal dari LSM internasional, IUCN, lembaga konservasi, legislator, lembaga pendidikan, swasta dan lainnya,” ujar mahasiswa Universitas Balikpapan ini.

Wawan mengatakan, petisi yang diserahkan juga merupakan langkah dukungan terhadap sikap Pemkot dan DPRD Balikpapan yang ingin meninjau ulang rencana relokasi KWPLH. “Kami membaca di berita media, bahwa Pemkot dan DPRD berkenan untuk meninjau ulang relokasi tersebut. Langkah ini sangat kami apresiasi demi kelangsungan hidup 6 satwa beruang madu disana,” terangnya.

Surat‑surat yang masuk ke KWPLH ini merupakan sebagian, sementara ada beberapa surat yang telah ditujukan ke Walikota Balikpapan dan DPRD Kota Balikpapan. Sementara surat yang akan diantar tersebut masuk ke KWPLH namun tetap ditujukan untuk pemerintah kota dan DPRD Kota, sehingga sebagai amanah, maka masyarakat peduli KWPLH akan menyampaikan langsung.

“Surat berbentuk petisi ini tidak hanya berhenti sampai di sini, surat ini akan terus bertambah, belum lagi dikalangan pelajar yang ada di Balikpapan khususnya, rencananya beberapa sekolah akan memberikan surat petisi kepada Pemerintah Kota Balikpapan, mengenai pelestarian KWPLH,” papar Wawan

Sementara, Walikota Rizal Effendi membenarkan pihaknya akan mengkaji ulang rencana relokasi KWPLH, termasuk alokasi anggaran yang sempat dipangkas dari Rp 1,6 miliar menjadi Rp 500 juta. “Ya nanti kita lihat lah, ini masih akan kita kaji dulu. Tapi perlu dipahami juga, kalau misalnya pemindahan itu lebih baik kenapa tidak kita lakukan, kalau tidak baik ya juga akan kita pertimbangkan. Soal anggarannya nanti juga kita akan ajukan lagi ke Dewan,” paparnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Balikpapan Noeryati menyambut baik aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Menurutnya, sejak polemik KWPLH mencuat di media, pihaknya sudah berencana untuk melakukan peninjauan ulang terhadap rencana relokasi tersebut.

“Yang jelas kita di DPRD sudah membicarakan hal ini, memang sebaiknya masalah tersebut ditinjau ulang. Kita juga sudah pernah menyampaikan secara tidak langsung dengan Pemkot bagaimana solusinya. Soal anggarannya nanti akan kita tinjau pada APBD Perubahan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, KWPLH adalah lembaga yang berada di bawah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan, yang memelihara 6 ekor beruang madu di kawasan seluas 14 hektare.

Di tempat itu, beruang madu berada dalam hutan alam seluas 1,3 hektare yang dipagari kawat berlistrik. Pada jam tertentu, yaitu pukul 09.00 dan 15.00 mereka keluar untuk mengambil makanan yang disediakan petugas KWPLH di tepi hutan.

KWPLH juga kerap dikunjungi oleh anak-anak sekolah dari dalam maupun luar kota. Tempat ini adalah sebuah arena belajar yang baik untuk menyampaikan materi pendidikan lingkungan hidup, dan pesan bahwa kita tidak hidup sendirian di alam karena ada makhluk lain, binatang dan tumbuhan yang hidup bersama kita.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,