Robi ‘Navicula’: Kerusakan Hutan Tak Akan Masif, Jika Aturan Hukum Ditegakkan

Kegelisahan Gede Robi Supriyanto, sang vokalis grup musik Navicula dan rekan-rekannya di dalam band ini, terhadap kondisi hutan alam dan hutan di Indonesia akan terus disuarakan lewat lagu, video klip dan konser musik. Musisi kelahiran Bali yang akrab disapa Robi ini prihatin dengan kondisi kerusakan hutan hutan sebagai rumah dari berbagai jenis satwa langka dan dilindungi. Orangutan atau harimau Sumatera diantaranya. Kegagalan penegakan hukum menjadi salah satu faktor dominan, sehingga hutan terus meranggas menyusut. Mongabay Indonesia berkesempatan untuk mewawancarai Bli Robi di sebuah kedai kopi di Bali. Berikut petikan wawancaranya :

Mongabay Indonesia: Mengapa Anda dan Navicula sebagai Band, mau peduli dengan hutan di Indonesia ?

Robi Navicula : Saya dan Navicula Band peduli terhadap kondisi hutan tropis di Indonesia karena banyaknya perusakan hutan yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia yang saya tahu hanya tinggal di Kalimantan, Sumatera dan Papua yang jumlah hutan alamnya besar, tapi terus terkikis. Kami tahu bahwa, hutan yang rusak otomatis akan bedampak pula pada satwa-satwa yang ada di dalamnya, karena hutan sebagai habitat mereka. Sebut saja Harimau Sumatera dan Orangutan. Kedua satwa ini merupakan yang paling terancam punah, jika perusakan hutan tidak juga berhenti.

Mongabay Indonesia: Anda dan Band Navicula sudah melihat langsung kerusakan hutan alam/hujan di beberapa wilayah. Menurut anda, mengapa hutan penting untuk dijaga ?

Robi Navicula: Yang penting dari hutan itu, fungsinya sebagai parau-paru dunia. Tidak semua negara dan wilayah mempunyai hutan hujan/alam. Di luar negeri kita bisa melihat di Amazon. Di Indonesia hanya ada di pulau besar saja, Papua, Kalimantan dan Sumatera. Dan dalam waktu yang sangat sinigkat peran vital dan jumlah hutan semakin berkurang secara drastis. Kalau kita mau mengibaratkan organ tubuh, hutan kita sudah terkena penyakit paru-paru akut.

Mongabay Indonesia: Mengapa tertarik untuk membuat lagu terkait isu lingkungan ?

Robi Navicula : Karena Navicula sebagai band, maka kami mengambil peran untuk mengampanyekannya melalui musik, yang dikemas dalam lagu, dan video klip atau bikin konser. Dengan apa yang kami lakukan harapannya, kalau semua pihak mau berkontribusi terhadap kondisi lingkungan, apalagi hutan, melalui apa yang mereka bisa, kami pikir maka suaranya (desakannya) akan lebih besar. Karena Navicula sebagai band, maka cara yang kami bisa melalui musik dan ini akan terus kami lakukan untuk menyuarakan persoalan lingkungan. Misalnya, lagu yang kami ciptakan seperi Harimau-Harimau, Orangutan, Di Rimba dan lainnya.

Mongabay Indonesia : Menurut anda, apa yang menjadi faktor utama kerusakan hutan di Indonesia?

Robi Navicula: Kami melihatnya lebih kepada faktor hukumnya ya. Kalau perundang-undanganya kami melihat sudah cukup bagus. Akan tetapi, kenyataannya salah satu penyakit di Indonesia itu korupsi sebagai akarnya. Jadi, aturan hukum yang sudah baik dan seharusnya dijalankan secara baik dan ditegakkan, tapi banyak sekali pelanggaran yang terjadi, dan penegak hukum juga menjadi pemain yang sebagai aktor pelanggar hukum. Seandainya penegakan hukumnya berjalan baik, maka akan signifikan. Kerusakan hutan tidak akan terjadi secara masif jika aturan hukum dijalankan dan pemerintah dan penegak hukumnya tegas menegakan hukum. Ada beberapa negera lain yang perlindungan hukum terhadap hutannya bagus, seperti negara tetangga di Asia. Mereka bisa membeli kayu dan membikin perkebunan sawit di Indonesia. Artinya, bukan negara tetangga atau negara lain yang dominan salahnya, tapi pemerintah kitalah yang tidak pernah serius  menjaga kelestarian hutannya.

Robi, tak akan lelah menyuarakan kerusakan alam lewat musik mereka. Foto: Tommy Apriando

Mongabay Indonesia : Menurut anda, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan di Indonesia

Robi Navicula : Kita sebagai warga negara yang peduli terhadap kondisi hutan, untuk pemerintah sudah seharusnya menegakan hukum secara benar dan tegas. Kita tidak melawan pemerintah, justru kita ingin mendukung pemerintah agar tegas menegakkan hukum. Jadi,  kalau pemerintah tidak menegakkan hukum, artinya pemerintah sendiri yang telah melakukan pelanggaran hukum. Contohnya saja, pemerintah telah memberikan moratorium penebangan hutan dan lindungi hutan gambut. Kawasan gambut-kan ilegal untuk dibuka, akan tetapi kenyataannya ketika Navicula ke lapangan, ada sekitar empat puluhan ribu hektar yang dibuka dan dirusak. ini artinya pemerintah sudah melakukan pembohongan publik. Selain itu, Indonesia berdasarkan data beberapa organisasi termasuk Greenpeace sebagai penyumbang pemanasan global yang cukup besar, dan itu terjadi karena pembukaan hutan.

Mongabay Indonesia : Apa yang akan dilakukan anda dan Navicula kedepan untuk mengawal persoalan lingkungan di Indonesia ?

Robi Navicula : secara konsep, Band Navicula sendiri memang dibuat sebagai jurnalisme dimana musik sebagai medianya. Kami akan terus mengawal isu lingkungan melalui musik karena kami sebagai musisi dan itu yang sejauh ini kami bisa.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,