Menjelang acara puncak kampanye lingkungan terbesar di dunia yang digalang oleh World Wildlife Fund for Nature setiap tanggal 23 Maret mulai jam 20.30 hingga 21.30, sejumlah event lingkungan di berbagai kota di Indonesia digelar menjelang perayaan puncak tersebut.
Earth Hour, yang tahun ini mengusung tema “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” kini meluas ke 30 kota di seluruh Indonesia. Berbagai acara digelar di setiap kota tersebut. Di Yogyakarta, sejumlah acara seperti bersih pantai, pemutaran film lingkungan di sekolah, penanaman mangrove, serta kampanye jalan raya digelar di kota gudeg ini. Sementara di Jakarta, Earth Hour berkolaborasi dengan 30 komunitas. Mulai dari komunitas hijau, komunitas hobi, komunitas kreatif, sosial hingga kepemudaan.
Tahun ini, di Jakarta peringatan puncak Earth Hour akan dilakukan dengan memadamkan 5 ikon kota Jakarta, yaitu Balai Kota, Kawasan Monumen Nasional, Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia, dan Patung Pemuda. Hal ini didukung oleh Pemerintah DKI Jakarta yang mengimbau para pengelola gedung, khususnya di kawasan bisnis segitiga emas (Jl. Jend Sudirman, Jl. HR Rasuna Said, dan Jl. Gatot Subroto) untuk memadamkan lampu-lampu yang tidak mengganggu keamanan gedung, seperti misalnya papan nama, lampu sorot, lampu pelataran dan lain sebagainya.
Penghematan yang dilakukan lewat gerakan ini, bisa memberikan dampak yang sangat signifikan bagi manusia. Sebagai gambaran, jika 10% penduduk DKI Jakarta mematikan lampu seama satu jam saat Earth Hour, maka hal ini sama nilainya dengan mematikan satu pembangkit listrik dan menyakan listrik di 900 desa. Penghematan ini juga menekan emisi karbon hingga 267.3 juta ton. Konsumsi listrik yang dihemat juga setara dengan daya serap 267 pohon, dan persediaan oksigen untuk 534 orang.
Di dunia, gerakan Earth Hour sudah meluas di 7.000 kota di seluruh dunia di 152 negara dengan ratusan juta peserta. Di tahun kelima penyelenggaraannya, gerakan ini kembali mengajak setiap individu, komunitas, media massa, praktisi bisnis dan pemerintah untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan selama satu jam sebagai sebuah simbol kepedulian terhadap laju perubahan iklim.
Lalu, mana Aksimu?