,

Penelitian: Pengujian DNA Kayu Akan Jadi Senjata Atasi Pembalakan Liar

Teknologi modern selalu menawarkan berbagai keunikan baru. Kini sebuah perangkat dibuat untuk melacak sumber berbagai kayu yang ada di dalam rumah kita. Jadi saat teknologi ini nanti digunakan secara luas, kita bisa menjelaskan darimana asal meja makan di rumah, atau kursi ruang tamu kita. Menurut peranti baru ini, sistem palacakan ini dimungkinkan karena setiap kayu ini memiliki DNA atau sidik jari layaknya manusia, dan bisa menceritakan darimana ia berasal. Dari situ, kita bisa tahu apakah sumber kayu yang digunakan ini legal atau justru berasal dari penebangan liar.

“Dalam penyelidikan kejahatan, para investigator menggunakan informasi genetik untuk menangkap penjahat. Hal yang sama juga bisa digunakan untuk membongkar penebangan liar (illegal logging),” ungkap seorang profesor bidang biologi konservasi di University of Adelaide, Australia bernama Andrew Lowe.

Teknologi ini sangat penting untuk melacak asal pembalakan liar. Jika menggunakan sertifikasi kayu yang berbasis data administrasi, hal itu bisa saja dipalsukan atau hasil kerjasama dengan pihak aparat yang korup yang menerbitkannya. “Namun kita tidak akan pernah bisa memalsukan DNA,” tandas Lowe.

Terobosan dan ide yang dilakukan oleh Profesor Lowe dalam analisis genetika datang saat meneliti genetika kayu yang ada di dalam tisu, dari sebuah reruntuhan kapal yang berusia 500 tahun.

Tantangan lain yang menanti adalah membangun database sidik jari DNA untuk setiap spesies vegetasi dari berbagai belahan dunia. Tanpa informasi dasar dari sampel DNA berbagai jenis kayu yang laku di perdagangan internasional, maka sulit untuk mengidentifikasi sumber kayu yang dijual. “Hal ini akan membutuhkan waktu, energi dan uang,” ungkap Lowe.

Sebuah tim riset lintas negara telah mengoleksi data dari berbagai spesies vegetasi seperti mahogani, teak, merbau dan kayu besi. Mereka sudah mengompilasi data DNA dari Indonesia, Malaysia, Costa Rica, Mexico, Guatemala, Guyana Perancis, Brasil, Kamerun, Nigeria dan Gabon, serta kini tengah memfokuskan upaya mereka di 8 negara Afrika lain di kawasan Kongo Basin.

Dengan menggunakan teknologi DNA, berbagai jenis komoditi kayu yang ada di pasaran dunia akan secara definitif bisa mendapat sertifikasi yang sah karena ditanam dan dipanen dari sumber yang berkelanjutan. Biaya untuk melakukan ini kurang dari 1% dari harga kayu itu sendiri. Sebuah biaya yang sangat kecil jika mengacu pada para pembeli furnitur yang ingin memastikan bahwa kayu di rumah mereka bukan berasal dari pembalakan liar.

Beberapa perusahaan yang sudah bertanggung jawab secara sosial (sebagian besar berasal dari luar AS) sudah menjual kayu dengan cap sertifikasi DNA, dan pihak American Hardwood Export Counsel kini tengah mempertimbangkan verifikasi DNA untuk jaringan mereka.

Selain itu, para pembuat kebijakan di banyak negara juga akan diuntungkan dengan adanya pelacak DNA kayu ini. Ini adalah hal cukup mudah dan sederhana untuk melakukan cek di tempat untuk stok kayu di gudang atau pengolahan. Setiap proses pengecekan DNA akan memakan biaya kurang dari 400 dollar AS dan hanya memakan waktu satu minggu, dengan hanya menggunakan sampel kayu seukuran dadu, maka jenis kayu dan sumber negaranya akan terkuak.

CITATION: Lowe AJ, Cross HB (2011) The Application of DNA to Timber Tracking and Origin Verification. Journal of the International Association of Wood Anatomists 32(2): 251-262.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,