, , ,

Khawatir Bawa Penyakit, Karantina Nabire Musnahkan 62 Unggas

Guna mengantisipasi ancaman penyakit, Karantina Pertanian Kelas I  Biak, Nabire, Papua, menyita dan memusnahkan 62 unggas selama Januari-April 2013. Unggas masuk Nabire, melalui pelabuhan laut di Samabusa, 30 kilometer (km) sebelah Timur Kabupaten Nabire.

Pemusnahan hewan oleh Karantina Nabire, sudah 20 kali dan 13 ayam buras. Ayam buras banyak didatangkan dari Sulawesi Selatan, Ternate dan Jawa Timur. Data  Karantina Nabire, menyebutkan, walaupun baru empat bulan  jumlah ini meningkat dari 2012 sebanyak 51 satwa dan 500 Kg produk hewan berupa daging babi. Lalu, 2011, Agustus dan Desember, ada 14 unggas.

Penanggung Jawab Karantina,  Era Puspitasari mengatakan, jumlah ini meningkat dan sulit diatasi karena di wilayah Nabire marak perjudian ayam. “Di sini, ada empat tempat sabung ayam. Oknum aparat ikut  terlibat  jadi sulit untuk atasi. Kami juga sering berbenturan dengan para pihak di lapangan,”katanya.

Sampai saat ini, Papua bebas flu burung dan rabies. Untuk itu, pemerintah Papua tidak mau ambil risiko dan membuat Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Larangan Pemasukan Hewan Penular Rabies ke Wilayah Provinsi Papua (27 April 2006); Keputusan Gubernur Papua Nomor 130 Tahun 2003  tentang Larangan Pemasukan Anjing, Kucing, Kera, dan hewan lain ke Papua.

Dia mencontohkan, penyakit rabies bisa terkena hewan liar maupun yang sudah dipelihara. Mereka dapat bertindak sebagai pembawa dan atau penular penyakit rabies kepada sesama hewan maupun kepada manusia, seperti anjing, kucing, kera dan hewan lain. “Kami melakukan pemusnahan selama ini berdasarkan dasar hukum itu. Aturan ini yang kami tegakkan. Penyakit berbahaya dari hewan itu banyak.”

Untuk unggas, flu burung berbahaya karena bisa bermutasi. “Genetiknya bisa berubah bentuk  dan menyebar paling cepat.  Kemarin  H5N1 sekarang H7N9. Jangankan konsumsi, kita dekat dan lewat angin saja bisa tertular. Takutnya, menular ke manusia,”kata Era.

Dia mengatakan, tugas Karantina, tidak hanya mengawasi hewan hidup juga yang sudah mati, .seperti ayam, daging babi, telur, buah-buahan. Caranya, ambil sampel dan dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Saat ini Karantina Nabire hanya mampu sampai pemeriksaan kebusukan.

Aan Riyanto, Pengawas dan Tindakan Karantina menambahkan, ada dua faktor ayam, daging babi, telur, buah-buahan itu membusuk. “Ada yang memang dibawa dalam keadaan busuk dan ada yang faktor teknis perjalanan.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,