,

Raja, Si Anak Gajah Tak Beribu Itu Akhirnya Mati

Raja, anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Desa Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara akhirnya tak bertahan hidup lama sejak ditemukan warga terlantar tanpa induk di kebun awal April 2013. Raja mati karena sakit pada Minggu (21/6/13) petang.

Kematian Raja sangat mengejutkan, sebab anak gajah jantan berumur dua tahun itu terlihat sehat, masih mau makan dan aktif bergerak. Ia terlihat lincah dan senang mandi sendiri ke kubangan dekat sungai. Raja mendadak sakit Minggu dan menjelang malam ia dilaporkan mati.

Sehari sebelumnya, tim medis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan Veswicc datang ke sana setelah mendapat laporan keberadaan bayi gajah lain bernama Raju, yang baru didapat warga.

Dokter Hewan Anhar Lubis dari Veswicc mengatakan, tim medis saat itu fokus mengobati Raju yang kondisi lemah dan sakit. Raju diare berat dan harus diinfus delapan botol. Raja terlihat kuat dan aktif. Kematian Raja sangat menyedihkan Anhar yang sudah beberapa kali mengobati.

Anhar sudah mengingatkan warga berhati-hati dalam memelihara anak gajah. “Memelihara anak gajah yang masih menyusui bukan hal gampang. Harus dalam pengawasan tim medis dan petugas yang berpengalaman. Dalam pengawasan tim medis saja risiko kematian cukup besar, apalagi dipelihara orang awam yang tidak paham.”

Menurut Anhar, untuk mengetahui penyebab kematian, seharusnya Raja diotopsi. Namun anak gajah malang itu sudah dikubur warga. Kematian Raja yang mendadak itu, kemungkinan karena kesalahan pemberian makanan. Dokter sempat mendengar Raja diberi makan tumbuhan jenis legum atau kacang-kacangan. “Anak gajah hanya boleh makan rumput-rumputan. Tidak boleh legum karena menyebabkan perut kembung dan berangin dan fatal kematian mendadak.”

Anak gajah tidak boleh minum susu formula dari susu sapi yang mengandung laktosa karena bisa menyebabkan diare. Ia bisa dehidrasi lalu mati. Karena tidak paham warga memberi anak-anak gajah itu susu formula sapi untuk bayi. “Harusnya dipilih susu bayi jenis non laktosa seperti soya.”

Sebelumnya, Raja sempat diare tapi sudah ditangani. Raja pernah diberi obat cacing, dan banyak cacing keluar pada fesesnya. Ramainya pengunjung ke tempat pemeliharaan dua anak gajah ini,  menyulitkan  pengawasan. Pengunjung bebas memberi makan apapun kepada mereka. Mereka memberi makanan dari jajanan di warung seperti kacang, semangka dan snack.

Kematian Raja sangat disesalkan Silfa,  lembaga penyayang satwa di Lhokseumawe ini mendesak pemerintah turun tangan menyelamatkan Raju.  Manajer Operasional Silfa, Armia Jamil mendesak warga mengedepankan hati nurani agar mau menyerahkan Raju kepada BKSDA Aceh untuk segera diobati intensif tim dokter.

“Kami kawatir Raju akan bernasib sama dengan Raja, mati dalam pemeliharaan masyarakat. Ini akan mencoreng wajah kita semua, bahwa kita tidak melindungi anak-anak gajah yang sudah terancam punah itu,” kata Armia.

BKSDA Aceh, sejak awal sudah persuasif membujuk masyarakat menyerahkan anak gajah yang mereka rawat. Namun, ada mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka ngotot tidak mau melepas dan tak ada titik temu tuntutan ganti rugi lahan masyarakat dampak gangguan gajah, hingga anak-anak gajah itu tetap dipelihara warga.

Hasballah, Tokoh masyarakat Desa Blang Pante, mengatakan, Selasa (26/6 13), Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Utara turun ke desa setelah mendapat laporan kematian Raja. Upaya negosiasi kedua pihak tak mencapai kata sepakat. Warga ngotot tidak akan melepaskan Raju ke pengawasan pihak berwenang. Meski mereka tahu Raju dalam kondisi sakit.

“Warga bilang mereka akan melepaskan Raju jika induknya sendiri yang menjemput. Jadi tidak akan diserahkan ke pemerintah karena warga merasa kesal selama ini soal gangguan gajah di daerah kami tidak mendapat perhatian pemerintah,” kata Hasballah.

Warga yang berkunjung ikut memberi makanan kepada raja. Raja mati diduga karena makan makanan yang tak sesuai, seperti kacang-kacangan. Foto: Chik Rini
Warga yang berkunjung ikut memberi makanan kepada raja. Raja mati diduga karena makan makanan yang tak sesuai untuk bayi gajah, seperti kacang-kacangan. Foto: Chik Rini
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,