Jarum jam menunjuk pukul 07.00 wita di pagi hari, Rabu 26 Juni 2013, aparat kepolisian dan TNI sudah tampak menjamur di sepanjang jalan menuju kawasan Tanjung Benoa, sekitar 25 kilometer dari Kota Denpasar, lokasi penanaman mangrove oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama bintang sepakbola dunia Cristiano Ronaldo. Sejak dari persimpangan Siligita, beberapa kilometer dari Tanjung Benoa, polisi sudah melakukan seleksi terhadap kendaraan yang hendak menuju Tanjung Benoa. Hanya kendaraan-kendaraan tertentu yang boleh memasuki kawasan yang dikenal sebagai kawasan water sport tourism denga berbagai tipe hotel dan restorannya. ID card dari Kementerian Kehutanan RI pun ditunjukkan untuk meyakinkan sang polisi.
Ketika tiba di Jalan Telaga Waja, lokasi penanaman mangrove, sejumlah aparat sudah bersiaga di mulut jalan sempit itu. Tak ada kendaraan yang boleh masuk. Semua orang yang masuk harus berjalan kaki, beberapa ratus meter, ke arah pantai. Di mulut gang, pemeriksaan ketat juga dilakukan terhadap semua barang bawaan. Hanya mereka dengan ID khusus atau kostum khusus yang diperbolehkan masuk. Tak terkecuali siswa-siswi seolah dasar setempat, mengunakan T-shirt kuning bertuliskan Artha Graha Peduli Foundation. Yayasan Artha Graha Peduli memang penyelenggara kegiatan ini.
Puluhan banner bertuliskan “Save Mangrove, Save the Earth, Aksi Penanaman Pohon Mangrove” terbentang di sepanjang jalan Telaga Waja menuju pantai. Rumah-rumah penduduk di sepanjang jalan tampak terkunci rapat-rapat, yang terlihat hanya aparat.
Seremoni penanaman mangrove rupanya dilakukan di atas sebuah panggung besar yang dibangun tepat di tepi pantai. Sesuai standar pengamanan kegiatan presiden, setiap orang yang memasuki arena acara harus melewati pemeriksaan ketat dan melintasi pintu X-Ray.
Di dalam arena acara, ratusan kursi telah dipersiapkan. Kami sempat bingung mencari lokasi penanaman. Di salah satu sisi di tempat acara, masih berbentuk panggung, tampak berjejer puluhan pohon bakau dengan sebuah plang hijau di masing-masingnya. Salah satu plang bertuliskan Cristiano Ronaldo, berjejer dengan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanaman bakau itu berjenis Rhizophora Mucronata, salah satu jenis bakau dengan tingkat pertumbuhan lebih cepat.
Ada sekitar 55 pohon yang tertata rapi dengan plang nama sejumlah pejabat pusat dan daerah, termasuk beberapa nama pengusaha tersebut. Semua pohon bakau sudah tertanam rapi di dalam sebuah bronjong dari bambu setinggi sekitar 2 meter, yang di bagian bawahnya disangga dengan tumpukan karung berisi pasir dan lumpur. Bronjong bambu itu pun sudah dialasi karung plastik, mirip seperti pot. Di sisi kanan dari masing-masing pohon, sudah tersedia sekop dan lumpur yang diletakkan dalam wadah boks plastik. Khusus untuk Cristiano Ronaldo dan Presiden SBY, boks plastik diganti dengan gerabah dari tanah liat.
Rupanya, Cristiano Ronaldo, Presiden SBY, dan sejumlah pejabat lainnya tidak akan sungguh-sungguh melakukan penanaman bakau. Mereka hanya akan melakukannya secara simbolis dengan menambahkan beberapa sekop lumpur ke dalam bronjong.
“Ya, setelah acara, kami akan tanam ulang. Ini simbolis saja, karena airnya sedang pasang. Kalau air pasang, kan tidak mungkin melakukan penanaman,” kata salah seorang staf dari Kementerian Kehutanan.
Lumpur yang digunakan dalam bronjong itu pun, dibawa khusus dari Mangrove Information Center di kawasan Suwung Denpasar, sekitar 15 km Dari lokasi acara. “Karena jenis lumpurnya khusus,” staf tersebut menjelaskan.
Saat sesi penanaman pohon dilakukan di bagian akhir seremoni, Ronaldo tampak agak sedikit kikuk. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai sampai harus mendahului dengan mengambil sekop dan menambahkan lumpur ke dalam bronjong. Sekali sendok, SBY lantas menyiramkan air ke dalam bronjong. Ronaldo kemudian mengikuti cara SBY.
Hari itu memang menjadi hari bersejarah bagi Bali, karena Cristiano Ronaldo secara resmi ditetapkan sebagai Duta Forum Peduli Mangrove Bali. Pesepakbola asal Portugal itu mengaku jatuh cinta pada mangrove setelah pada peristiwa tsunami Aceh pada akhir 2004, seorang anak Aceh bernama Martinus ternyata selamat setelah tersangkut pohon mangrove. Yang menjadikannya lebih terkesan, Martinus ketika itu menggunakan kaos sepakbola Ronaldo dan foto-fotonya telah tersebar di jejaring sosial. Martinus, yang kemudian dijadikan anak angkat oleh Ronaldo, tampak hadir dalam acara penanaman bakau di Tanjung Benoa.
Kesediaan Ronaldo menjadi Duta Forum Peduli Mangrove Bali ternyata atas pinangan pengusaha Tomy Winata, pemilik berbagai usaha di bawah bendera Artha Graha. Tomy sempat bertemu Ronaldo di Madrid pada Maret lalu. Di sanalah komitmen Ronaldo untuk menjadi duta mangrove Bali dinyatakan.
“Beberapa waktu yang lalu, bapak Peter Lim dan bapak Tomy Winata sempat bertemu saya dan memberikan ide untuk menjadi duta untuk hutan bakau. Dan saya langsung tertarik pada saran itu,” kata Ronaldo yang berbicara dengan bahasa portugal.
“Sekali lagi saya ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak presiden dan ibu negara. Saya senang sekali datang ke Indonesia. Saya harap peran saya di Bali hari ini dapat memberikan dorongan dalam menyelamatkan hutan bakau,” Ronaldo menambahkan.
Presiden SBY pun menyatakan kebanggaannya. Ia membandingkan Bali dengan Riau yang saat ini tengah dilanda kabut asap akibat pembakaran hutan. “Ada musibah di Riau. Di samping cuaca panas, kemarau panjang, mudah terbakar, ada juga satu dua tiga orang yang lalai. Sedang kita atasi sekarang. Di Bali, saya senang sekali, justru semangatnya menanam, memelihara, dan menghijaukan. Luar biasa Bali,” kata SBY.
Ia menambahkan, “Saya bangga. Saya ingin seluruh Indonesia, semangatnya sama. Merawat dan menjaga hutan kita, membikin lingkungan kita baik, sehat, dan indah. Mari kita berikan contoh. Yang penting memberikan contoh dan menjadi contoh, untuk menjaga kelestarian lingkungan kita, dan hari ini saya mengajak semuanya untuk menanam, mangrove bersama tamu kita, Cristiano Ronaldo dan tamu tamu yang lain.”
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan berbagai bantuan oleh menteri terkait. Terdiri atas Menteri Lingkungan Hidup yang menyerahkan alat pencacah sampah kepada perwakilan pengelola Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali, Menteri Kelautan dan Perikanan menyerahkan alat pengolah buah mangrove kepada 5 kelompok perwakilan lembaga peduli mangrove, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyerahkan bibit mangrove kepada 5 kelompok perwakilan lembaga peduli mangrove.
Namun even tersebut mendapat kritikan pedas dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali. Walhi menduga ada maksud lain di balik seremoni penanaman pohon dan penunjukan Ronaldo sebagai duta mangrove Bali itu.
“Keterlibatan Cristiano Ronaldo sebagai duta mangrove Bali patut diapresiasi. Apalagi dia adalah ikon dunia. Setidaknya itu dapat menarik perhatian berbagai kalangan. Tapi perlu diwaspadai, apa yang sebenarnya ada di balik seremoni itu,” kata Ketua Dewan Daerah Walhi Bali, Wayan ‘Gendo’ Suardana kepada Mongabay Indonesia.
Gendo merujuk pada rencana pembangunan marine tourism oleh sebuah perusahaan dengan melakukan reklamasi besar besaran di kawasan sekitar Pulau Pudut, sebuah pulau kecil tak jauh dari lokasi penanaman pohon. Hasil kajian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana tentang rencana pembangunan tersebut juga telah terpublikasi di sejumlah media lokal, yang menyebut reklamasi akan mencapai luas sekitar 400 sampai 600 hektar. Kesimpulan dari hasil kajian tersebut, bahwa kawasan wisata terpadu yang terdiri dari hotel, rumah sakit, sekolah, reatoran, dermaga marina, dan berbagai fasilitas lainnya itu, bisa diteruskan.
Kabar menyebutkan bahwa rencana reklamasi itu sudah beberapa kali disosialisasikan kepada sejumlah pejabat pusat dan daerah. Namun Bupati Badung Anak Agung Ngurah Agung ketika dikonfirmasi kemarin, mengaku belum mengetahui rencana investasi tersebut. “Saya belum tahu itu, jadi belum bisa berkomentar. Kita lihat nanti,” ujar Gde Agung.
Gendo mengakui pihaknya tidak bisa secara langsung mengaitkan kedatangan Cristiano Ronaldo dengan rencana investasi dan reklamasi itu. “Tetapi saya menduga ada upaya mengunakan ronaldo sebagai pencitraan oleh mereka yang ingin punya pengembangan wisata di sana. Kita harus mewaspadai. Jangan-jangan ini hanyalah proyek pencitraan, agar investor terkesan peduli mangrove,” Gendo mengingatkan.
Kesan pencitraan itu, kata Gendo, jelas terlihat dari konsep penanaman yang sangat seremonial. “Saya justru kasihan dengan Cristiano Ronaldo. Saya yakin kalau dia diajak turun, berbasah-basahan menanam mangrove, pasti dia mau,” ia menyesalkan.
Gendo juga mengingatkan bahwa kawasan penanamn mangrove merupakan bagian dari 1.373 hektar luas Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai yang statusnya tiba tiba berubah dari blok perlindungan menjadi blok pemanfaatan di akhir tahun 2012 lalu. Perubahan itu diduga terkait dengan rencana pengembangan wisata terpadu baru itu. “Apakah Cristiano Ronaldo menyadari bahwa dia hanya dipakai alat saja untuk pencitraan? Saya kasihan pada Ronaldo,” Gendo mempertanyakan.