Apple Masih Belum Akui Gunakan Timah dari Pulau Bangka

Hingga kini produsen elektronik dan gadget Apple masih menolak untuk mengakui kepada para pembeli mereka bahwa produk mereka memang mengandung timah dari Pulau Bangka yang menghancurkan hutan hujan tropis, membunuh terumbu karang dan merusak tatanan kehidupan lokal di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini diungkapkan oleh lembaga Friends of the Earth yang melakukan investigasi kasus ini di Pulau Bangka.

Hal ini mendorong para aktivis untuk melakukan kunjungan rahasia ke toko-toko yang menjual perangkat dengan merk Apple untuk melakukan pembelajaran kepada para pembeli mulai pekan ini, seperti disampaikan oleh economicvoice.com.

Timah dari Pulau Bangka digunakan sebagai materi untuk mematri dalam seluruh produk telepon pintar dan peranti elektronik lainnya, dan sekitar sepertiga kebutuhan timah dunia didatangkan dari Pulau Bangka dan Belitung.

Petambang memamerkan batuan yang mengandung timah di Pulau Bangka. Foto: Friends of the Earth
Petambang memamerkan batuan yang mengandung timah di Pulau Bangka. Foto: Friends of the Earth

Dalam investigasinya Friends of the Earth menemukan berbagai fakta menarik terkait pertambangan timah di Pulau Bangka:

– Selama tahun 2011 pihak kepolisian melaporkan setidaknya satu orang petambang mati akibat kecelakaan kerja di pertambangan setiap pekannya.

– Limbah lumpur dari pertambangan timah membunuh terumbu karang dan lamun di kawasan perairan yang menjadi makanan penyu, serta mematikan proses perkembangbiakan ikan dan secara otomatis mematikan kehidupan para nelayan di sekitar Pulau Bangka dan Belitung.

– Di daratan, para petani semakin sulit menumbuhkan tanaman pertanian akibat pengaruh asam yang tinggi setelah hilangnya hutan tropis.

Foto: Friends of the Earth
Pembuangan limbah pertambangan yang mematikan terumbu karang dan ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bangka dan Belitung. Foto: Friends of the Earth

Namun kendati tekanan ini terus dilakukan oleh Friends of the Earth terhadap Apple, perusahaan ini masih belum memberikan jawaban jelas terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh sekitar 24.000 pembeli mereka terkait kasus ini.

Direktur Kampanye Friends of the Earth, Craig Bennet sendiri telah menulis kepada CEO Apple Tim Cook bahwa Apple tidak bisa membela diri terkait kasus ini terutama terkait komitmen mereka untuk menjadi lebih transparan tentang suplai sumber daya mereka.

Berbeda dengan Apple, perusahaan rival mereka, Samsung secara terbuka mengakui bahwa mereka menggunakan timah yang diperoleh dari Pulau Bangka pada bulan April 2013 silam, menyusul tekanan dari Friends of the Earth dan 15.000 kustomer mereka. Sementara sebelumya, perusahaan alat-alat listrik dari Belanda juga sudah mengakui bahwa mereka juga menggunakan timah dari Bangka.

Para pekerja tambang sedang bekerja di area pertambangan timah di Tanjung Pesona, Sungai Liat, Bangka. Foto: Friends of the Earth
Para pekerja tambang sedang bekerja di area pertambangan timah di Tanjung Pesona, Sungai Liat, Bangka. Foto: Friends of the Earth

Tindak lanjut dari keputusan ini Samsung, Philips dan juga Apple bergabung dalam kemitraan bersama salah satu lembaga dari Belanda bernama Sustainable Trade Initiative (IDH) dan Electronic Industry Citizenship Coalition (EICC) untuk bekerjasama dengan perusahan penyuplai dan pemerintah untuk memperbaiki kondisi di Bangka dan pulau-pulau sekitarya. Meski Friends of the Earth menghadiri pertemuan ini, namun karena kesepakatan yang sifatnya rahasia maka mereka tidak mendapatkan isi yang jelas dari kesepakatan ini.

“Apple telah membantu kelompok industrial untuk melihat lebih jauh persoalan timah di Pulau Bangka ini. Hal ini sudah baik, namun jika mereka belum mengakui penggunaan timah yang merusak hutan dalam produk mereka maka pihak kustomer tidak bisa yakin bahwa mereka akan berkomitmen sepenuhnya untuk mengakhiri masalah ini,” ungkap Craig Bennet. “Kami yakin para pembeli Apple peduli tentang kerugian sosial dan lingkungan yang diakibatkan oleh peralatan yang mereka beli dan hal ini adalah sesuatu yang semakin membusuk jika Apple tidak memberitahukan hal ini kepada mereka dan mereka akan mempertaruhkan reputasi perusahaan yang memiliki standar tinggi ini.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,