Update Kebakaran Hutan Sumatera: 198 Titik Api Dalam Tiga Hari Terakhir

maps_combined_bahasa

Kawasan hutan gundul dan lahan gambut yang hancur kembali terbakar di Sumatera dan mengirimkan kabut asap kembali ke Malaysia mulai akhir pekan lalu. Dari kondisi yang terpantau hingga 22 Juli 2013, Kementerian Lingkungan Hidup di Malaysia kembali merilis peringatan berbahaya akibat kondisi kabut asap yang berbahaya bagi manusia di tiga wilayah negara tersebut.

Berdasarkan citra satelit dari World Resources Institute (WRI) menggunakan data dari NASA menunjukkan bahwa sebagian besar titik api masih berasal dari Propinsi Riau. Nyaris setengah dari  titik api tersebut berada di dalam perkebunan kayu akasia dan kelapa sawit yang berada di bawah grup usaha Asia Pulp and Paper (APP)/Sinar Mas, APRIL, Rokan Grup dan First Resources. Sementara duapuluh titik panas lain berada di konsesi penebangan milik PT Hamida Hamidi menurut analisis dari WRI.

pie_chart_bahasa

Kebakaran hutan masih menjadi ritual tahunan hutan Sumatera akibat penebangan dalam skala besar untuk perkebunan, hancurnya lahan gambut yang membuat tanah di pulau ini semakin rentan terhadap kebakaran. Angka rata-rata kebakaran yang jauh melebihi peristiwa sebelumnya, dan pola arah angin yang membuat dua negara tetangga, Singapura dan Malaysia menerima dampak terbesar, menjadi pembicaraan di level internasional serta sorotan tajam terhadap penegakan hukum terkait pembakaran hutan dan lahan di Indonesia.

time_series_bahasa

concession_tables_bahasa

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,