,

Lagi, Dua Gajah Mati di Aceh Timur

Satu gajah ditemukan mati di kebun sawit milik PTPN I, dengan gading hilang. Satu gajah mati terapung. Sedang, gajah di CRU Sampoinet, demi keamanan sementara diungsikan ke PKG Saree.  

Belum tuntas pengusutan kasus kematian Genk, kembali dua gajah Sumatera (Elephas maxiumus sumatranus) ditemukan mati di Aceh Timur pada 27 Juli 2013. Seekor gajah mati dan membusuk di blok kebun sawit milik PTPN I di Desa Blang Tualang, Kecamatan Bireuen Bayeun. Seekor gajah mati mengambang di Sungai Desa Alu Tuwi, Kecamatan Rantau Selamat. Jarak antara kedua lokasi terpaut setengah jam perjalanan berkendaraan bermotor.

Gajah mati di kebun sawit diperkirakan berusia enam sampai tujuh tahun dan gading sudah tidak ada. Ia mati diperkirakan 10 – 15 hari lalu melhat kondisi sudah membusuk. Gajah di sungai belum diketahui, karena tidak bisa dijangkau mengingat sungai dalam. Jasad gajah itu dalam posisi tertelungkup dan tersangkut batang kayu.

Kamatian kedua ekor gajah ini dibenarkan oleh Kepala Urusan Konservasi Keragaman Hayati  Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)  Aceh, Andi Aswinsyah. “Staf kami sedang di lokasi untuk memeriksa lokasi kedua gajah itu.”

Kematian gajah di PTPN I juga terjadi 2 Juni 2012. Warga menemukan tiga gajah mati setelah memakan batang sabun yang dibubuhi racun di kawasan perkebunan itu, Desa Alur Labu, Kecamatan Bireuen Bayeun.

Sejak 2012, kematian gajah di Aceh cukup tinggi. Selama 2012, 14 gajah mati sebagian besar diracun di perkebunan sawit. Kejadian ini terjadi di Aceh barat, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Utara, Aceh Timur dan Bireuen. Tahun 2013, tercatat sudah tujuh gajah mati di Aceh Utara, Aceh Jaya dan Aceh Timur.

Gajah-gajah dari CRU Sampoinet kala proses ngungsi ke PKG Saree. Foto: Chik Rini
Gajah-gajah dari CRU Sampoinet kala proses ngungsi ke PKG Saree. Foto: Chik Rini

Gajah CRU Sampoinet Ngungsi ke PKG Saree

Pasca kematian Genk , enam gajah jinak di Conservation Response Unit (CRU) Sampoinet Kabupaten Aceh Jaya, dipindahkan ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree di Aceh Besar, Kamis (25/7/2013) sore. Gajah yang dipindahkan itu termasuk Ije Ayu Rosalina, gajah kecil berusia delapan bulan, anak hasil perkawinan Genk dan gajah jinak Suci.

Ngungsinya gajah-gajah ini  karena situasi sekitar Sampoinet sempat memanas karena ada warga menjadi tersangka pembunuhan Genk. Warga beberapa kampung sempat protes kepada CRU. Guna mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan sementara CRU berhenti beraktivitas. CRU selama ini membantu penanggulangan konflik  dengan gajah liar yang masuk ke perkebunan warga.

Gajah-gajah ini dibawa kembali ke PKG Saree menggunakan truk besar. Empat gajah dewasa bernama Ida, Winggo, Azis dan Shena dimuat dalam satu truk. Sedang Suci dan Rosa, memakai truk kecil.  Saat akan naik truk, Rosa tampak enggan. Beberapa kali lari hingga memakan waktu untuk membujuk naik ke truk.

Gajah-gajah ini sudah berada di CRU Sampoinet sejak 2007, ketika pertama kali CRU dibuka.  Nurdin, Kepala PKG Saree, mengatakan, mereka menjemput gajah-gajah ini dibawa ke PKG Saree demi keamanan. Sejumlah mahout terlebih dahulu dipulangkan ke PKG Saree. “Kemarin ada permasalahan sedikit, sementara kita standby-kan dulu di PKG Saree. Kalau nanti tidak ada masalah lagi kita kembali.”

Genk ditemukan mati 13 Juli 2013 dengan kondisi mengenaskan di perkebunan warga di pinggir Sungai Ie Jeureungeh, Desa Ranto Sabon, sekitar enam kilometer dari CRU. Genk sangat dikenal oleh masyarakat Sampoinet sebagai gajah soliter yang cukup berani berkeliaran di perkampungan.

Ia pernah dua kali hampir terbunuh karena memakan racun yang sengaja diletakkan warga tahun 2007. “Tapi cepat memakan tanah, hingga masih bertahan,” cerita Badrul, Polisi Hutan di CRU.

Sebelum mati, Genk diketahui berkeliaran di sekitar kampung selama 11 hari. Upaya pengusiran terus dilakukan tim CRU dan warga namun malang, Genk mati terkena jerat yang dipasang.

Selain memiliki anak Rosa, Genk juga meninggalkan anak gajah jantan berumur enam tahun yang sejak Mei tahun lalu selalu bersama. “Waktu Genk mati malam itu, anak gajah itu sempat mampir ke kamp CRU, mendekat ke kandang Suci dan Rosa seperti mau mengabarkan kematian Genk. Tidak lama, anak gajah itu dijemput gajah jantan liar yang kami biasa panggil Rambo dan mereka masuk ke dalam hutan.” 

Suci dan anaknya, Rosa, saat proses evakuasi ke PKG Saree. Foto: Chik Rini
Suci dan anaknya, Rosa, saat proses evakuasi ke PKG Saree. Foto: Chik Rini

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,