,

Sampai Kini Api Gambut Riau Tak Kunjung Padam

Sampai saat ini, kebakaran hutan di Riau dan Sumatera, masih terjadi. Padahal, pemerintah telah mengalokasikan anggaran pemadaman sekitar Rp57,7 miliar. Sementara itu, penggunaan data titik api yang berbeda berpotensi menimbulkan kesalahan perujukan pemadaman.

Pantauan Mongabay, di sejumlah daerah di Riau menunjukkan hutan dan semak belukar yang terbakar makin meluas. Senin (19/8/13), titik api dengan areal cukup besar terlihat di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Sekitar puluhan hektar hutan lahan gambut terbakar sejak dua hari terakhir.

Api juga hampir membakar kantor desa dan rumah warga di Rantau Baru Minggu (18/8/13). Ini membuat petugas pemadam kebakaran kabupaten kalang kabut. Api berhasil dipadamkan dengan jarak empat meter dari dinding gedung.

Kebakaran hutan tidak hanya melenyapkan hutan berikut ekosistem tetapi menjadi bencana bagi kebun dan perladangan warga.

Asap masih muncul dari kebakaran lahan gambut di Riau, dalam pekan ini. Anehnya, data Modis menyatakan tak ada titik api, berbeda dengan data NASA. Foto: Zamzami
Asap masih muncul dari kebakaran lahan gambut di Riau, dalam pekan ini. Anehnya, data Modis menyatakan tak ada titik api, berbeda dengan data NASA. Foto: Zamzami

Meski sejumlah lahan dan hutan masih terbakar namun berdasarkan data satelit Tera Modis yang digunakan BMKG Pekanbaru, justru titik api menunjukkan angka nol. Warih Budi Lestari, analis BMKG mengatakan, tidak ada titik api kemarin karena sejumlah daerah di Riau, hujan.

“Ini mungkin karena kemarin banyak daerah di Riau hujan, tapi titik api sehari sebelumnya sampai 65. Bengkalis paling banyak 21, Pelalawan 21 dan Kampar tujuh. Di Rokan Hulu dan Siak masing-masing lima dan Kuantan Singingi dua titik api.”

Data berbeda disampaikan Editor Eyes on the Forest (EoF), Afdhal Mahyuddin. Berdasarkan data NASA, titik api Senin mencapai ratusan. “Senin masih seratusan di Riau. Kalau Minggu ada 171 dan Sabtu 169 titik api. Tidak mungkin tak ada titik api pada Senin,” kata Afdhal di Riau, Selasa (20/8/13).

Afdhal menambahkan, dengan jumlah titik api ini memungkinkan kejadian Juni dan Agustus, yang menyebabkan Singapura dan Malaysia terkepung asap,  kembali terulang. Menurut dia, upaya pemadaman sia-sia jika tak diikuti penegakan bagi pembakar baik masyarakat maupun pemilik konsesi.

Agus Widodo, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tanggap Darurat Asap, mengatakan, meski status tanggap darurat sudah dicabut tetapi pemadaman terus dilanjutkan. “Pas Lebaran kita juga memadamkan api. Anggaran masih tersedia termasuk memodifikasi cuaca hujan buatan,” kata Agus.

Pemerintah menyediakan anggaran pemadaman kebakaran hutan secara nasional Rp70 miliar. Hingga Juli, sekitar Rp57,7 miliar digunakan,  antara lain untuk biaya operasional pasukan reaksi cepat dari TNI dan Polri Rp 10 miliar. Penggunaan dana cukup besar untuk modifikasi hujan buatan Rp20 miliar. “Dana Rp57,7 miliar itu belum habis. Heli dan pesawat pemadaman masih standby di Riau dan Palembang.”

Lahan gambut yang terbakar di Palalawan, Riau dan masih berlangsung. Foto: Zamzami
Lahan gambut yang terbakar di Palalawan, Riau dan masih berlangsung. Foto: Zamzami
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,