Musisi Bali Teriakkan Penolakan Reklamasi Teluk Benoa Lewat Lagu

“Bangun Bali subsidi petani

Kita semua makan nasi
bukannya butuh reklamasi
Keputusan bau konspirasi

Penguasa pengusaha bagi komisi
Konservasi dikhianati
Bangun Bali tolak reklamasi
Sayang Bali tolak reklamasi
Bangun Bali tolak dibohongi
Rusak Bumi dan anak negeri,”

Begitulah lirik lagu berjudul Bali Tolak Reklamasi yang secara khusus dibuat sejumlah artis Bali untuk mempopulerkan kampanye penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa. Lagu yang diciptakan oleh personil Nostress Band itu, dinyanyikan bersama-sama oleh puluhan artis Bali, termasuk personil sejumlah band ternama seperti Superman Is Dead, The Bullhead, Nymphea, dan Gold Voice. Untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam berbagai aksi penolakan terhadap rencana reklamasi, video klip dari single Bali Tolak Reklamasi telah diunggah ke situs youtube dan telah disebarluaskan melalui media sosial.

Sejumlah artist yang tergabung dalam ForBali menyanyikan lagu Bali Tolak Reklamasi saat launching single untuk mengkampanyekan penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa. pada Rabu 28 Agustus 2013 di Denpasar. Foto: Ni Komang Erviani
Sejumlah artist yang tergabung dalam ForBali menyanyikan lagu Bali Tolak Reklamasi saat launching single untuk mengkampanyekan penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa. pada Rabu 28 Agustus 2013 di Denpasar. Foto: Ni Komang Erviani

“Idenya simple. Kita hanya ingin mempopulerkan gerakan tolak reklamasi di kalangan seluruh elemen masyarakat. Banyak elemen masyarakat kita tertipu saat Gubernur Bali menyatakan bahwa SK reklamasi sudah dicabut. Banyak yang berpikir bahwa reklamasi batal, padahal upaya ke arah itu masih ada. Agar semangat tidak padam, kita mencoba mempopulerkan gerakan ini lewat lagu. Jadi lebih mudah masuk ke masyarakat,” jelas Jerinx, personil Superman is Dead, saat launching single Bali Tolak Reklamasi di Denpasar pada Rabu, 28 Agustus 2013.

Jerinx mengaku ingin sekali menjadikan single Bali Tolak Reklamasi sebagai hadiah untuk pelantikan kembali Made Mangku Pastika sebagai Gubernur Bali untuk periode kedua. Pelantikan gubernur dengan wakilnya Ketut Sudikerta itu berlangsung pada Kamis, 29 Agustus 2013.

Lagu Bali Tolak Reklamasi sendiri sebenarnya hadir dari proses yang tidak sengaja. Gunawarma Kupit, salah seorang personil band Nosstress, menjelaskan bahwa pembuatan single tersebut berawal dari status facebook salah seorang aktivis dari Mitra Bali, Agung Alit. “Waktu itu saya lihat postingan Agung Alit di facebook. Isinya kurang lebih seperti lagu yang sekarang, hanya saya ubah ubah sedikit. Kami buat lagunya saat ikut demo depan kantor Gubernur Bali, maunya untuk jadi lagu untuk  antheme demo aja. Tapi ternyata banyak teman teman yang berinisiatif membuat rekaman dan membuat video klip untuk memperluas kampanye tolak reklamasi ini,” Kupit menjelaskan.

Sebelumnya pada demo di DPRD Bali pada 15 Agustus 2013, lagu tolak reklamasi juga dilantunkan di ruang rapat gabungan DPRD Bali. Kupit menjelaskan seluruh personil nostress berinisiatif membuat lagu tersebut setelah merasakan kekhawatiran luar biasa atas rencana reklamasi di Teluk Benoa. “Kami sempat ikut diskusi tentang reklamasi, jadi kami tidak mau Bali ini hancur karena reklamasi,” ujar dia.

Sejumlah masyarakat Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi (Gempar) Teluk Benoa melakukan aksi demonstrasi di Teluk Benoa menentang rencana reklamasi pada 2 Agustus 2013. Foto: Ni Komang Erviani
Sejumlah masyarakat Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi (Gempar) Teluk Benoa melakukan aksi demonstrasi di Teluk Benoa menentang rencana reklamasi pada 2 Agustus 2013. Foto: Ni Komang Erviani

Untuk memperkuat gerakan anti-reklamasi, para artist yang ikut berpartisipasi dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali), lantas berinisiatif melakukan rekaman keroyokan. Rekaman dilakukan di studio Electrohell, studio music milik Bobby, salah satu personil Superman is Dead. Bobby merelakan studionya digunakan tanpa biaya sewa. “Saya senang studio saya bisa digunakan untuk hal yang positif,” jelas Bobby.

ForBali merupakan aliansi masyarakat sipil lintas sektoral yang terdiri dari lembaga dan individu baik mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seniman, pemuda dan individu-individu yang peduli lingkungan hidup. Tergabung dalam ForBali yakni FRONTIER-Bali (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali ), KEKAL-Bali (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup Bali), GEMPAR Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi Teluk Benoa), Walhi Bali, Sloka Institute, Mitra Bali, PPLH Bali, PBHI Bali, Kalimajari, Yayasan Wisnu, Manikaya Kauci, Komunitas Taman 65, Komunitas Pojok, Penggak Men Mersi, BEM Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Bali, PPMI DK Denpasar, Eco Defender, Superman Is Dead, Navicula, Nosstress, The Bullhead, dan Geekssmile.

Kelompok ini tegas menyatakan penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa yang hendak dilakukan PT. Tirta Wahana Bali Internasional. Di atas Teluk Benoa, PT. TWBI berencana membangun sebuah kawasan wisata terpadu yang dilengkapi tempat ibadah untuk lima agama, taman budaya, taman rekreasi sekelas Disney Land, rumah sakit internasional, perguruan tinggi, perumahan marina yang masing-masing dilengkapi dermaga yacht pribadi, perumahan pinggir pantai, apartemen, hotel, areal komersial, hall multifungsi, dan lapangan golf.

Gerakan penolakan terhadap rencana reklamasi tersebut terus didengungkan oleh sejumlah aktivis di Bali. Meski demikian, Jerinx SID mengakui masih banyak masyarakat yang apriori dengan gerakan tersebut.

“Masih ada sebagian masyarakat yang apriori, bahkan sinis dengan gerakan tolak reklamasi ini. Kami anak anak muda yang berusaha peduli lingkungan ini kadang dianggap sok pahlawan, dianggap cari sensasi. Yang bisa kita lakukan sekarang, adalah konsisten. ForBali konsisten untuk memperjuangkan rumah kita, Bali. Suatu saat orang akan sadar, waktu yang akan menjawab,” Jerinx menegaskan.

Sejak diunggah di Youtube pada 25 Agustus lalu, lebih dari 17.000 orang sudah membuka video klip Bali Tolak Reklamasi.

“Kami berharap melalui keterlibatan para artis ini, akan semakin mempopulerkan gerakan tolak reklamasi ini ke kalangan anak muda Bali. Reklamasi jelas jelas hanya akan merusak Bali,” ujar Wayan Gendo Suardana, Ketua Dewan Daerah Walhi Bali yang juga juru bicara ForBali.

Teluk Benoa adalah kawasan perairan strategis di bagian selatan Bali dan menjadi muara sejumlah sungai di Bali. Reklamasi di kawasan tersebut dikhawatirkan akan merusak lingkungan.

Gubernur Bali Made Mangku sempat secara diam-diam menerbitkan surat keputusan bernomor 2138/02-C/HK/2012, ditandatangani pada Desember 2012, yang memberikan izin dan hak pemanfaatan dan pengembangan Teluk Benoa kepada PT TWBI. Pada 16 Agustus lalu, gubernur telah mencabut SK tersebut karena menyadari banyaknya kesalahan dalam proses hukumnya. Namun dalam surat keputusannya yang baru, bernomor 1727/01-B/HK/2013, Gubernur Pastika memberi izin studi kelayakan rencana pemanfaatan, pengembangan, dan pengelolaan wilayah perairan Teluk Benoa kepada PT. TWBI. Izin baru itu dikhawatirkan menjadi pintu masuk untuk realisasi rencana reklamasi di Teluk Benoa.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,