Ayu, salah satu harimau betina yang diduga memakan daging yang terkontaminasi racun di kebun binatang Taman Rimbo Jambi pada bulan Agustus lalu kondisinya sudah membaik. “Ayu sudah bisa makan daging yang dihaluskan tapi masih belum mau minum” jelas Meiliana, dokter hewan yang menangani Ayu. Untuk mencegah kekurangan cairan Ayu mendapat asupan cairan melalui infus.
Ayu pun sudah mulai menjilati tubuhnya terutama kedua kaki depannya. Menurut Meiliana kondisi ini adalah salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa Ayu sudah mulai membaik. Karena Ayu sudah mau menjilati tubuhnya pemberian makanan menjadi lebih mudah yaitu dengan meletakkan daging yang sudah dihaluskan di kaki depannya.
Ketika pihak kebun binatang mengetahui penyebab kematian Peter, seekor harimau sumatra dan Gebo, seekor singa afrika adalah racun berjenis Striknin yang diberikan melalui makanan, Ayu dan ibunya, Uni segera diberikan obat penyerap racun. Namun tak lama setelah pemberian obat tersebut Meiliana mendapat laporan dari pengurus satwa bahwa Ayu muntah dan lumpuh. Ia meyakini bahwa Ayu telah keracunan Striknin karena gejala yang ditunjukkan Ayu sama seperti yang dialami oleh Peter.
Obat untuk mengatasi keracunan ini cukup sulit didapat, kebun binatang dan dinas peternakan tidak memiliki obat jenis ini sehingga Meiliana harus mencarinya ke seluruh rumah sakit yang ada di kota Jambi dan hanya ada satu rumah sakit yang memiliki persediaan obat ini. Setelah mendapat pengobatan dan perawatan intensif kini Ayu sudah berangsur – angsur membaik. “Dibutuhkan waktu yang cukup lama hingga Ayu benar –benar sembuh karena racun yang masuk ke tubuh Ayu sudah menyerang syaraf dan organ tubuhnya” ungkap Meiliana. Ia menduga salah satu faktor yang menyebabkan racun Striknin tidak menyebabkan kematian pada Ayu adalah tindakan pemberian obat penyerap racun di makanannya.
Pasca kematian seekor harimau dan dua ekor singa kebun binatang Taman Rimbo Jambi, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jambi dan kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku yang memberikan racun pada ketiga satwa itu.
Saat ini pasokan makanan harimau di kebun binatang Taman Rimbo ditangani langsung oleh pihak kebun binatang sehingga tidak lagi menggunakan jasa pemasok daging. Dinas Peternakan Jambi yang bertindak sebagai pengelola kebun binatang Taman Rimbo berjanji akan segera memasang kamera pengintai (CCTV) di kandang harimau dan meningkatkan penjagaan.
Ketika Mongabay Indonesia mengunjungi kebun binatang Taman Rimbo Jambi aktivitas di kebun binatang ini berjalan seperti biasa, pengunjung masuk tanpa pemeriksaan barang – barang bawaan dan pengunjung bebas membawa makanan dari luar atau pengunjung dapat juga membelinya di kios – kios yang menjual makanan dan minuman yang terdapat di dalam kawasan kebun binatang.
Sementara kandang – kandang satwa di kebun binatang ini aksesnya terbuka sehingga kemungkinan pengunjung memberikan makanan atau membuang kemasan bekas makanan atau minuman mereka ke dalam kandang satwa sangat besar dan ini tentu saja dapat berakibat buruk bagi kesehatan satwa – satwa penghuni kebun binatang ini.