Warga Kembali Serahkan Beruang Madu ke KWPLH Balikpapan

Setelah beberapa bulan lalu berhasil memaksa Pemerintah Kota Balikpapan mempertahankan agar Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) yang berada di Jalan Soekarno Hatta, Km 23 kota Balikpapan untuk tidak ditutup, perjuangan para pecinta lingkungan akhirnya tidak hanya berhasil mengamankan kawasan perlindungan dan penitipan beruang madu ini. Namun, mereka juga berhasil memaksa Pemerintah kota Balikpapan untuk kembali menganggarkan pengelolaan KWPLH.

Selain kabar gembira tersebut, baru-baru ini KWPLH juga menambah anggota baru di dalam keluarga mereka, yakni hadirnya seekor beruang madu berumur 16 bulan. Beruang ini muda ini diserahkan warga asal Tanah Grogot ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III kota Balikpapan, selanjutnya di titipkan ke KWLH untuk proses pelepasliaran.

Dengan penambahan tersebut, maka ada tujuh beruang madu yang berada di enklosur KWPLH Km 23. Namun demikian, kedatangan beruang madu ketujuh yang diberi nama Pedru ini di prediksi akan mengalami pertumbuhan kerdil, karena saat di terima KWPLH dari BKSDA Wilayah III Kota Balikpapan, beruang tersebut mengalami kekurangan gizi di umur 16 bulan tersebut.

“Kami menerima beruang tersebut dalam keadaan yang kurang gizi, karena di umur 16 bulan beruang harus mencapai lebih dari 30 kg, namun saat kami terima jauh dari berat badan ideal. Belum lagi beruang tersebut sangat jinak, sehingga berat untuk mendidiknya untuk dilepas liarkan,” Direktur KWPLH, Hamsuri Indra.

Pedru si beruang pendatang baru tersebut diketahui sejak bayi telah dipelihara oleh pemiliknya, hingga ia berumur 16 bulan. Saat dipelihara, beruang tersebut selalu menempel dengan manusia. Diserahkannya beruang tersebut karena pemilik sudah tidak mampu lagi merawat dan memberi makan, sehingga ia menyerahkannya ke BKSDA yang ada di Balikpapan.

Salah satu beruang yang diserahkan ke KWPLH Balikpapan sebelum dilepaskan kembali ke alam bebas. Foto: Hendar
Salah satu beruang yang diserahkan ke KWPLH Balikpapan sebelum dilepaskan kembali ke alam bebas. Foto: Hendar

“Yang jadi permasalahan, kenapa saat beruang itu masih bayi tidak langsung diserahkan ke BKSDA, sehingga untuk proses pelepasliarannya sangat memungkinkan, nah kalau sudah begini butuh proses panjang untuk dapat mengembalikan beruang tersebut ke alam bebas. Waktu enam bulan saya pikir tidak cukup untuk dapat mengembalikan beruang tersebut seperti semula,” ungkap Hamsuri Indra

Sementara itu Hamsuri menegaskan, bahwa KWPLH bukan tempat penampungan dan konservasi. Semua beruang yang ada di KWPLH tersebut merupakan beruang titipan dari BKSDA dan dari jutuh beruang yang ada di KWPLH, Lima beruang merupakan beruang yang tidak memungkinkan untuk dilepas lagi, karena kondisi fisik yang telah cacat. Sementara dua beruang lainnya merupakan beruang yang masih dalam proses pembelajaran untuk pelepasliaran.

“Kami bukan tempat menampung dan bukan tempat konservasi. Sampai saat ini belum ada tempat konservasi beruang. Sementara beruang-beruang yang ada merupakan beruang-beruang titipan dari BKSDA dan tidak semua beruang yang ada dapat dilepasliarkan.” Kata Hamsuri.

Sementara itu untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat membantu merawat beruang tersebut, pihak KWPLH memberikan program adobsi. Program tersebut telah berlangsung selama dua tahun lalu. Sementara ada sekitar 4 perusahaan yang melakukan adbosi beruang. Seperti Pertamina, Hotel Novotel dan saah satu klub Football Borneo Bear.

Ada beberapa perusahan yang saat ini telah melakukan adopsi beruang, seperti Pertamina yang setiap tahunnya sudah diperpanjang, dan Hotel Novotel Balikpapan yang telah dua tahun terakhir ini melakukan adopsi. Program Adopsi ini merupakan salah satu upaya pelestarian beruang, karena tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan beruang.

“Sama seperti manusia, beruang juga butuh makanan segar, kami biasanya membelanjakan dana dari pihak ketiga untuk membeli makanan segar untuk beruang, untuk itu kami memiliki program adopsi. Upaya tersebut merupakan salah satu program pelestarian terhadap beruang,” papar Hamsuri.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,