Penelitian: Pengambilan Hiu Berlebihan Oleh Nelayan Indonesia Pengaruhi Kesuburan Terumbu Karang

marine_0473

Nelayan Indonesia ternyata memiliki dampak siginifikan terhadap keberlangsungan kehidupan ikan hiu, bahkan hingga ke perairan negeri tetangga. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal PLoS ONE. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa pengambilan ikan hiu secara berlebihan telah memberi dampak bagi terumbu karang.

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan kajian monitoring jangka panjang terhadap terumbu karang di sisi barat laut Australia. Dalam penelitian ini penulis penelitian ini, Jonathan Rupert dari Universitas Toronto di Kanada serta Universitas York, membandingkan beberapa struktur terumbu karang yang berbentuk seperti atol. Beberapa dari terumbu karang ini adalah wilayah yang dilindungi, dan selebihnya terbuka untuk pengambilan untuk nelayan Indonesia yang menggunakan teknik pengambilan ikan tradisional. Nelayan Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengambil spesies yang bernilai tinggi seperti ikan hiu.

Akibat pengambilan ikan hiu yang berlebihan, akan memengaruhi perubahan-perubahan ekologis di habitat tersebut.

“Terumbu karang memberikan kemampuan unik untuk mengisolasi dampak dari pengambilan berlebihan terhadap ikan hiu dan memberikan ketahanan pada karang-karang dengan lebih baik serta memperlihatkan bahwa dampak yang lebih luas dari perubahan iklim bisa mengancam terumbu karang,” ungkap Ruppert. “Pengambilan ikan hiu memberikan dampak yang dramatis bagi ekosistem terumbu karang.”

“Jika jumlah ikan hiu berkurang akibat pengambilan secara berlebihan, hal ini juga akan menurunkan jumlah ikan-ikan pemakan tumbuhan yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan terumbu karang.”

“Hasil anaslis kami memperlhatkan bahwa, dimana terjadi penurunan jumlah ikan hiu, kami juga melihat perubahan yang fundamental dalam struktur rantai makanan terhadap terumbu karang,” ungkap salah satu penulis penelitian ini, Mark Meekan. “Kami melihat adanya kenaikan jumlah predator menengah seperti ikan kakap, dan menurunnya jumlah ikan herbivora seperti ikan Kokatau atau Parrotfish. Ikan ini sangat penting untuk kesehatan terumbu karang karena mereka memakan ganggang yang akan menyulitkan terumbu karang muda untuk tumbuh.”

Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa terumbu karang yang langka ikan hiu akan lebih lambat untuk mengembalikan kondisi akibat proses kerusakan jangka panjang, seperti angin topan dan pemutihan karang. Selain itu hasil penelitian ini juga menyarankan bahwa perlindungan terhadap terumbu karang yang kecil dari pengambilan ikan hiu bisa membuat ekosistem ini lebih tahan terhadap perubahan iklim.

“Tingkat kesehatan hiu-hiu di sekitar terumbu karang bisa menjadi target strategi dalam pengelolaan untuk memastikan tingkat ketahanan ekosistem terumbu karang,” menurut kesimpulan para ahli.

CITATION: Ruppert JLW, Travers MJ, Smith LL, Fortin M-J, Meekan MG (2013) Caught in the Middle: Combined Impacts of Shark Removal and Coral Loss on the Fish Communities of Coral Reefs. PLoS ONE 8(9): e74648. doi:10.1371/journal.pone.0074648

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,