Harimau, merupakan spesies kucing besar yang memiliki ukuran tubuh paling besar diantara spesies kucing besar lainnya di dunia. Dahulu harimau mendiami hampir seluruh kawasan Asia, mulai dari Turki hingga ke Sumatra, Jawa dan Bali.
Pada awal abad ke – 20 diperkirakan ada 100,000 ekor harimau liar diseluruh dunia, namun kini populasinya menurun drastis. International Union Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan saat ini hanya ada sekitar 3.000 ekor harimau saja yang hidup di alam liar. Tiga dari sembilan subspesies harimau di dunia telah punah yaitu, harimau Jawa, harimau Bali dan harimau Kaspia.
Melihat kondisi harimau yang memprihatinkan ini seorang pria berkebangsaan Belanda bernama Chris Slappendel melakukan perjalanan selama 6 bulan mengunjungi negara – negara yang masih memiliki atau pernah memiliki populasi harimau. Slappendel memulai perjalanannya pada tanggal 15 Mei lalu dan akan berlangsung hingga tanggal 15 November 2013 nanti. Ada 31 negara yang ia kunjungi, diantaranya adalah China, Laos, Korea Utara, dan Indonesia. Selama perjalanannya Slappendel mengunjungi tempat – tempat dimana tidak seharusnya harimau berada seperti di kebun binatang, museum dan pasar gelap.
“Hilangnya habitat, perburuan harimau dan satwa mangsanya adalah masalah utama bagi kelangsungan hidup harimau di setiap negara yang saya kunjungi” kata Slappendel ketika ditemui di Jambi kemarin (23/09). Menurutnya perburuan harimau dipicu oleh semakin tingginya permintaan Cina akan seluruh bagian tubuh hewan ini. Perdagangan satwa khususnya harimau adalah kejahatan terorganisir yang menghasilkan keuntungan nomor tiga terbesar setelah perdagangan senjata dan narkotika.
Menurut Slappendel perlakuan manusia terhadap harimau yang berada di dalam kandang atau di kebun binatang juga sangat tidak memperhatikan kesejahteraan satwa ini. “Seperti yang terjadi di Kuil Harimau Thailand, pengelola tempat ini mengikat harimau-harimau itu dengan tali yang sangat pendek sehingga harimau tidak bisa bergerak bebas” ungkap Slappendel ketika menceritakan pengalamannya di Thailand.
Selain melihat secara langsung nasib harimau – harimau yang ada di negara –negara yang dikunjunginya Slappendel juga melakukan penyadartahuan tentang penyelamatan harimau pada masyarakat khususnya di negara – negara yang ia kunjungi. “Penyadartahuan masyarakat terhadap konservasi harimau harus terus – menerus dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini” kata Slappendel.
Menurutnya kegiatan penyadartahuan ini harus terus dilakukan hingga masyarakat menjadikan alam sebagai bagian dari hidup mereka. Pada tanggal 25 September pukul 17.00 WIB besok Chris Slappendel akan mengadakan presentasi dan berbagi pengalaman yang didapatnya selama melakukan perjalanan dengan warga Jakarta mengenai “Tiger Trail” di Gedung Erasmus Huis.