Diantara maraknya kabar kematian dan terdesaknya harimau Sumatera akibat ekspansi perkebunan dan kawasan hunian untuk manusia di Indonesia, seekor bayi harimau Sumatera justru berhasil lahir jauh dari habitat aslinya.
Pekan lalu, Kebun Binatang Zoological Society of London (ZSL) menyambut hadirnya seekor bayi yang jenis kelaminnya belum diketahui, dari induknya yang bernama Melati dan Jae-Jae. Bayi ini merupakan cucu dari seekor harimau bernama Hari, yang juga ayah Melati. Kelahiran bayi harimau ini adalah yang pertamakalinya dalam 17 tahun terakhir ini.
“Kami sangat gembrira dengan kelahiran bayi harimau ini, karena ini merupakan momen bahagia bagi seluruh keluarga besar Kebun Binatang ZSL di London,” ungkap pawang harimau bernama Paul Kybett dalam pernyataan yang drilis oleh ZSL.
“Kami sempat khawatir dengan kehamilannya, karena ini adalah anak pertama Melati dan kami tidak tahu bagaimana dia akan beraksi…kami menunggu kelahiran bayi harimau ini dari monitor dengan nafas tertahan.”
Bayi harimau Sumatera ini lahir tanggal 22 September 2013 silam setelah induknya mengandung selama 105 hari. Kelahiran bayi harimau ini sekaligus memberikan harapan baru untuk menjaga jumlah individu yang ada saat ini dari ambang kepuahan kendati lahir di penangkaran dan bukan alam liar.
Saat ini kondisi harimau Sumatera semakin memprihatinkan seiring dengan jumlahnya yang semakin menyusut akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri di habitat asli mereka di Pulau Sumatera. Jumlahnya diperkirakan antara 400 hingga 500 ekor yang masih tersisa di alam liar.
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=jO9MugRwkHo