,

Merilis Video Badak Sumatera di Kaltim, Dinilai Sebuah Tindakan Beresiko

Pada tanggal 2 Oktober 2013 silam WWF telah merilis video jebakan yang membuktikan keberadaan badak Sumatera di Pulau Kalimantan, Indonesia.  Sebelumnya lembaga ini sudah mengumumkan bahwa mereka memiliki bukti-bukti keberadaan badak Sumatera di pulau tersebut.

Namun, kendati hal ini merupakan sebuah kabar baik di tengah maraknya berbagai kabar buruk tentang satwa yang nyaris punah ini, seorang peneliti yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun di Indonesia, Erik Meijaard melihat bahwa WWF melakukan kesalahan dengan mengumumkan keberadaan badak Sumatera ini ke seluruh dunia, dengan menekankan bahwa ‘hal terakhir yang dibutuhkan oleh badak-badak ini adalah publikasi’.

Badak Sumatera di Kalimantan. Sumber: WWF-Indonesia/PHKA
Badak Sumatera di Kalimantan. Sumber: WWF-Indonesia/PHKA

“Apa yang seharusnya dilakukan oleh WWF adalah tetap diam, melakukan pendekatan di belakang untuk perlindungan habitat dan membentuk manajemen konservasi yang efektif….jika semuanya telah berjalan dan menghasilkan sebuah manajemen konservasi jangka panjang dengan mitra yang berpengalaman, WWF bisa mengumumkan bahwa mereka telah melakukan perlindungan yang efektif terhadap badak Sumatera di Kalimantan selama lebih dari 10 tahun dan saat itu populasi badak yang ada sudah menjadi banyak,” ungkap Erik kepada Mongabay.com. “Apa yang mereka lakukan saat ini adalah solusi jalur cepat, namun solusi seperti itu tak akan bekerja di Indonesia. Dan dengan sedikitnya populasi badak di kawasan tersebut, mereka tak boleh membuat kesalahan sedikit pun.”

Perburuan badak untuk diambil culanya demi memenuhi kebutuhan permintaan di pasar gelap terus meningkat akhir-akhir ini. Ribuan badak telah dibunuh di Afrika dan juga sebagian Asia dimana populasi mereka jauh lebih sedikit. Erik mengkhawatirkan, dengan adanya publikasi terhadap badak Sumatera di Kalimantan ini akan mengancam keberadaan mereka disana.

Dalam rilis mereka, WWF-Indonesia sendiri telah menyatakan bahwa mereka sudah membentuk patroli untuk mengamankan wilayah habitat badak-badak tersebut.

“Sebuah tim pengawasan bersama dari Pemerintah Daerah Kutai Barat, Unit Perlindungan Badak dan WWF telah melakukan patroli secara reguler di sekitar wilayah tersebut,” ungkap Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Nazir Foead. “WWF mengajak semua pihak, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia untuk segera bergabung dengan upaya kami melindungi badak Indonesia.”

Namun, keberadaan patroli dan jagawana yang konsisten bahkan tidak menghentikan perburuan badak, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, Nepal dan Kenya.

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatranensis) adalah salah satu mamalia yang paling terancam keberadaannya di dunia. Para ahli memperkirakan jumlahnya hanya kurang dari 100 individu yang tersisa di alam liar, mereka terpecah-pecah di beberapa wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sejumlah pakar konservasi saat ini tengah berupaya melakukan penangkaran badak di kondisi setengah-alam liar di Sumatera dan Sabah, Malaysia Timur, demikian juga di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Dari hasil penangkaran ketiga lokasi ini, kini terdapat sekitar 10 individu badak Sumatera.

Beberapa waktu lalu, sebagian besar pakar konservasi meyakini bahwa badak Kalimantan telah punah dalam waktu lama. Selama berabad-abad, badak di Pulau Kalimantan telah diburu, terutama oleh orang-orang yang tinggal di hutan secara nomaden, menurut Erik Meijaard.

Namun setelah pemerintah Indonesia menempatkan orang-orang di hutan ini dalam pemukiman di desa-desa, hal ini mengakhiri budaya berpindah mereka dan juga perburuan badak liar. Menurut Erik Meijaard, menurunnya perburuan ini membuat sejumlah kecil badak yang tersisa bida berkembang biak dan bahkan meningkat populasinya. Namun dari pengakuan yang didapat pemburu kepadanya, mereka mengaku telah membunuh terakhir kalinya tahun 2000 silam.

“Masalahnya, tak satu orang pun di Indonesia, kecuali mungkin orang-orang di Ujung Kulon, telah berhasil menghentikan perburuan badak,” ungkapnya lebih lanjut.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,