Vision Image Festival: Meneriakkan Isu Kelautan Indonesia Lewat Foto

Suasana berbeda terlihat di jalan Nusa Indah Denpasar, salah satu titik keramaian di Kota Denpasar. Tepat di persimpangan jalan, puluhan foto terpajang di tembok di tepi jalan. Semuanya berbicara soal laut. Mulai dari penyu yang berenang di tengah laut, kehidupan nelayan di pesisir, hingga persoalan sampah yang terbawa dari darat ke laut. Pameran foto jalanan itu sukses menarik perhatian setiap warga Denpasar yang melintas.

Tak hanya pameran foto jalanan, Bali disuguhi foto-foto soal samudera nusantara dan dunia dalam berbagai versi dalam rangkaian Vision International Image (Vimage) Festival selama dua minggu, 5 hingga 20 Oktober 2013.

Vimage Festival menghadirkan lebih dari 400 karya foto dari sekitar 60 fotografer dari seluruh Indonesia dan Asia-Pasifik. Sejumlah karya foto tersebut tidak hanya menampilkan keindahan dari laut semata, akan tetapi juga mengangkat isu kelautan yang sedang berkembang, diantaranya adalah perburuan sirip hiu di Laut Jawa, dan pencemaran lingkungan yang mengakibatkan matinya spesies burung yang bermigrasi di seputaran laut Pasifik–Selandia Baru.

Selain berupa pameran jalanan di Jl. Nusa Indah, pameran juga digelar di tiga tempat lainnya di kawasan Denpasar dan Gianyar, yakni Danes Art Veranda, Bentara Budaya Bali, dan Maha Art Gallery.

Mengangkat tema utama ‘Angasraya: Arus Kebebasan dari Samudera’, pameran ini dimaksudkan untuk membangkitkan kebersamaan emosional kembali atas kekuatan Indonesia sebagai negara maritim. Festival ini juga merupakan gerakan masyarakat dalam merespon KTT APEC 2013 yang berlangsung di Bali.

Foto-foto yang terpajang di tepi Jalan Nusa Indah Denpasar dalam rangkaian Vision International Image Festival berhasil menarik perhatian pengendara yang melintas. Foto: Ni Komang Erviani
Foto-foto yang terpajang di tepi Jalan Nusa Indah Denpasar dalam rangkaian Vision International Image Festival berhasil menarik perhatian pengendara yang melintas. Foto: Ni Komang Erviani

Sebagai sebuah festival imaji, Vision International Image Festival bertujuan mengangkat potret peradaban kelautan Indonesia dan dunia, dengan semangat keberagaman dan kesejajaran yang menjadi benang merah dalam setiap foto yang dipamerkan. Festival ini juga merupakan momentum untuk mengembangkan jurnalisme kelautan di Indonesia.

Selain pameran foto, Vision International Image Festival juga menyelenggarakan program-program pendukung yang melibatkan banyak individu dan komunitas, seperti diskusi panel, workshop, pemutaran film, pentas seni, bazaar kuliner dari laut. Juga, bekerjasama dengan Borobudur Writers and Cultural Festival 2013 dan The BEFU International Festival 2013 di Korea Selatan.

“Fotografi sebagai wadah ekspresif dan mengemukakan pendapat bagi para fotografer sejatinya juga memiliki kekuatan hebat itu. Seperti sebentuk amunisi  yang dipersiapkan demi menjaga referensi serta apresiasi kita pada kelautan untuk masa depan yang lebih baik.  Sekaligus diperuntukkan untuk ditembakkan ke arah siapapun berjiwa kerdil yang mengorbankan kelestarian samudra hanya sebagai objek komoditi semu. Samudera adalah masa depan dunia, dia milik generasi mendatang kita.” kata Oscar Motuloh, Direktur Eksekutif Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), yang menjadi salah satu kurator.

Kurator lainnya, Barbara Stauss, melihat karya-karya  foto jurnalistik yang dipamerkan dapat mencerminkan situasi terkini di dunia. “Ada ambiguitas dalam segala sesuatu dan setiap orang, dan kawasan Pasifik berdiri sebagai metafora keberagaman dan kedinamisan hidup, perseorangan atau lebih,” ujar pendiri majalah kelautan Mare—Die Zeitschriftder Meere, Berlin, itu.

Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi Kementerian Kelautandan Perikanan Anang Noegroho menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan pameran foto tersebut. Menurut Anang, pameran tersebut akan sangat efektif membangkitkan kesadaran masyarakat Bali, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, untuk menjaga lautnya. “Laut Indonesia sangat kaya dan kita harus menjaganya. Melalui festival seperti ini, kami berharap kesadaran untuk menjaga laut itu muncul,” ia menegaskan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,