,

Sinabung Muntahkan Awan Panas, Potensi Banjir Lahar pun Tinggi

Empat desa wajib dikosongkan. Potensi banjir lahar pun masih tinggi karena curah hujan tinggi dan banyak timbunan abu. Longsongpun mengancam.   

Gunungapi Sinabung kembali meletus pada Selasa (5/11/13) sekitar pukul 14:23WIB  selama sekitar 20 menit dan memuntahkan awan panas sejauh satu kilometer (km). Aktivitas terus  meningkat dan berpotensi berbahaya, hingga status gunungapi itu menjadi Siaga III. Empat desa pun wajib dikosongkan.

Bukan itu saja. Potensi banjir lahar pun masih tinggi, karena curah hujan deras dan masih ada banyak timbunan abu letusan. Potensi banjir lahar kemungkinan terjadi di antara Desa Sukameriah dan Desa Bekerah.

Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi abu vulkanik letusan 3.000 meter keluar dari kawah dan terbawa angin ke barat daya. Terdengar bunyi gemuruh hingga pos pengamatan berjarak 8,5 km dari Gunung Sinabung.

PVMBG Badan Geologi mencatat, teramati awan panas meluncur dari lereng sejauh satu km ke arah tenggara. Ini pertama kali awan panas keluar dari kawah Gunung Sinabung sejak meletus pada September 2013.

Kepala PVMBG, Hendrasto, letusan awan panas ini tidak memakan korban jiwa.  Evakuasi masyarakat di jarak tiga kilometer dari kaki gunungapi, terus dilakukan.

Berdasarkan hasil pemantauan PVMBG terlihat sejak 29 Oktober 2013-3 November 2013, aktivitas kegempaan dan erupsi terus meningkat. Data dikirim melalui sinyal gelombang radio, dan direkam secara analog maupun digital di Pos Pengamatan Gunungapi,  sejak 29 Oktober hingga 3 November 2013, terjadi kegempaan lebih dari 80 kali. Juga terjadi peningkatan erupsi letusan, dengan lama 48 menit, dan ketinggian mencapai 7.000 meter.

Atas dasar itu, maka PVMBG, menyatakan,  kegempaan vulkanik Gunung Sinabung sebelum maupun dalam periode 29 Oktober 2013 hingga 3 November 2013, berfluktuasi dan cenderung meningkat cukup signifikan. Amplituda tremor letusan dan lama tremor dari hari ke hari makin besar.

Mengantisipasi korban jiwa akibat erupsi dan letusan lebih tinggi lagi, PVMBG merekomendasikan empat desa radius tiga km wajib dikosangkan. Empat desa itu Desa Sukameriah, Desa Bekerah, Desa Simacem, dan Desa Nardinding. “Yang berada dalam radius tiga km dan di depan bukaan kawah diungsikan terlebih dahulu,”ucap Hendrasto.

Berdasarkan analisis, PVMBG memperkirakan erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusan bisa mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. Jatuhan material erupsi sejak 31 Oktober 2013, beberapa kali mengikuti lereng Tenggara dengan jarak luncur satu km. Potensi kejadian jatuhan material erupsi mengikuti lereng dan jarak luncuran jatuhan, katanya, cenderung meningkat. Kondisi ini mengancam pemukiman di empat desa, dan kemungkinan sedikit ke arah timur yaitu ke Desa Sukanalu.

Seorang anak berusia enam tahun yang tinggal di kaki lereng Gunung Sinabung, memakai masker dan  mengungsi. Foto: Ayat S Karokaro
Seorang anak berusia enam tahun yang tinggal di kaki lereng Gunung Sinabung, memakai masker karena debut pekat dan mengungsi. Foto: Ayat S Karokaro

Dari hasil pemantauan, potensi longsor di lereng utara Gunung Sinabung, atau di daerah Lau kawar, masih tinggi, karena ada lubang tembusan fumarola baru. Telah terjadi beberapa kali longsor di dua lokasi di lereng utara gunung ini. “Ini mengancam pemukiman di daerah Lau Kawar dan Desa Sigarang-garang.”

Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Bupati Kabupaten Karo, menyatakan, pengungsi hingga Selasa sore ada 1.681 jiwa, tersebar di empat lokasi. Yaitu, Los Pekan Tiga Ndreket, dari Desa Mardinding 891 jiwa, dan GBKP Payung 292 jiwa dari Desa Sukameriah. Lalu, di Mesjid Payung 110 jiwa dari Desa Sukameriah, di Jambur Namanteran 388 jiwa dari Desa Bekerah 152 jiwa dan Desa Simacem 236 jiwa. Melihat aktivitas gunungapi ini, masa tanggap darurat selama tujuh hari kedepan, sejak 3-9 Nov 2013.

Kena Ukur menyatakan, langsung mengumpulkan seluruh dinas terkait, dan melaksanakan saran PVMBG serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Kami sudah menghubungi petugas di desa di tiga kilometer dari kaki gunung, untuk berkoordinasi dengan muspida.”

Dibantu oleh pasukan TNI dan Polri dari Polres Karo, mereka telah mengosongkan desa terdampak dari erupsi ini. Seluruh warga di radius tiga kilometer dari kaki gunung, sudah diungsikan.  Selimut tebal dan masker penutup hidung sudah siap diberikan kepada para pengungsi. Logistik makanan dan tenda serta dapur umum, telah didirikan.

Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) mengatakan, sudah menurunkan tim penanggulangan bencana alam tingkat provinsi ke Kabupaten Karo. Termasuk menurunkan truk milik TNI-Polri dan pemkab. “Yang terpenting bagaimana mengevakuasi ribuan warga berjarak tiga km dari kaki gunung.”

Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Foto background: Ayat S Karokaro
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Foto background: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,