Koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) terus berkurang setelah seekor Jaguar (Panthera onca) bernama Dainler ditemukan mati di kandangnya Kamis tanggal 14 November 2013 lalu pukul 07.00 WIB.
Satwa berjenis kelamin jantan dengan usia 22 tahun ini mati setelah menjalani perawatan tim dokter hewan Kebun Binatang Surabaya sejak Senin lalu. Menurut Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) Agus Supangkat, kematian Jaguar satu-satunya ini disebabkan oleh sakit dan faktor usia yang sudah tua.
“Ini karena faktor usia, dan dari hasil otopsi ada tumor di penggantung ususnya. Sakitnya mulai Senin yang ditunjukkan dengan penurunan nafsu makan, lalu diobati di kandang,” kata Agus Supangkat, Kamis (14/11).
Untuk memastikan penyebab kematian Jaguar bernama Dainler ini, pihak tim dokter hewan Kebun Binatang Surabaya telah membawa organ-organ yang dicurigai ke laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Surabaya.
“Sekarang sudah dimusnahkan, dan organ yang dicurigai sudah dikirim ke laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Unair,” lanjut Agis Supangkat kepada Mongabay Indonesia.
Jaguar adalah satwa asli Amerika Latin yang menjadi koleksi Kebun Binatang Surabaya ini, mulai menghuni KBS sejak 26 Juni 1997 dan berasal dari Kebun Binatang Singapura. Dengan matinya Dainler, Kebun Binatang Surabaya saat ini tidak lagi memiliki satwa jenis Jaguar.
Selain jaguar, seekor rusa Timor jantan (Cervus timorensis), juga ditemukan mati Senin pagi di kandangnya. Rusa berumur enam tahun mengalami sakit peradangan di sekitar telinga, setelah sebelumnya berkelahi dengan sesama rusa jantan di lapangan.
“Ada radang di sekitar telinga setelah berkelahi dengan sesama rusa jantan. Mulai Rabu kemarin sudah dirawat di klinik karantina, tapi akhirnya mati,” Agus Supangkat menerangkan.
Dengan kematian seekor rusa Timor, koleksi Kebun Binatang Surabaya saat ini tinggal 22 ekor. Sebagai antisipasi pihak pengelola KBS terus mengupayakan pemeriksaan kesehatan satwa, pemberian multivitamin, serta vaksinasi pada satwa jenis burung.
“Pemberian multivitamin setiap hari, pemeriksaan rutin 2 bulan sekali, vaksinasi jenis burung 3 bulan sekali. Selain itu peningkatan kualitas air sudah kita lakukan sejak 4 bulan terakhir, termasuk renovasi sejumlah kandang satwa,” papar Agus.
Sementara itu pengurus Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) Jawa Timur Prasto Wardoyo mengutarakan, Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya harus lebih serius memperhatikan kesejahteraan satwanya.
“Semoga pengelola KBS lebih memperhatikan kesejahteraan satwa, dan memberikan bekal yang cukup untuk seluruh pengelola KBS yang terarah pada kesejahteraan satwa,” tutur Prasto.
Dalam dua bulan terakhir satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya mati, yaitu 2 ekor Orangutan, seekor Onta, serta yang terakhir adalah Jaguar dan Rusa Timor.