, ,

Dijerat Pemburu di Tapsel, Orangutan Penuh Luka Berbelatung

Satu orangutan Sumatera dalam kondisi kritis penuh luka dan berbelatung berhasil diselamatkan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), pada 19 November 2013. Orangutan yang diberi nama Raya ini ditemukan tim penyelamat orangutan di perkebunan milik masyarakat di Desa Sugi Tonga, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapsel.

Dari pemeriksaan medis, di bagian tubuh orangutan ini ditemukan luka di dahi dan belakang kepala diduga akibat sayatan sepanjang empat cm. Di dalamnya sudah ada belatung (myasis). Lalu, di punggung kanan, ada dua luka besar dengan diameter sekitar tujuh cm.

Luka-luka di jari tangan kiri, hingga orangutan ini tak bisa menggengam. Luka dibibir tembus sampai ke rahang kiri tampak cukup parah. Lalu, luka dalam di kaki kanan dan bagian lutut dan berbelatung.  Dan banyak bagian lain luka-luka kecil.

Yenni Saraswati, Senior Veterinarian dan Manager Karantina Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP), mengatakan,  setelah tiba di Kota Sipirok, kondisi orangutan sangat kritis dan masih belum bisa diprediksi, selamat atau tidak. Namun dengan fasilitas kesehatan orangutan di karantina SOCP, mereka akan berusaha menyelamatkan semaksimal mungkin.”Dengan kerja keras dan peralatan yang ada, kami akan coba selamatkan sampai benar-benar sembuh, ” katanya.

“Dari pemeriksaan, juga ditemukan luka dalam di kaki kanan dan bagian lutut dan berbelatung juga. Banyak bagian lain luka-luka kecil. Pukul 6.30 pagi orangutan itu dipindahkan ke kandang isolasi. Lalu perawatan dilakukan dokter hewan SOCP.”

Menurut Saraswati, dugaan awal,  luka-luka itu sudah lebih dari dua minggu. Kondisi orangutan sangat lemah karena kemampuan memegang makanan sangat berkurang.

Fitri Noer Chasanatun, Staf Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumut, menjelaskan, orangutan ini terisolasi di ladang masyarakat dan terkena jerat pemburu.  BBKSDA dibantu Orangutan Information Centre (OIC), dan SOCP, langsung mengevakuasi keluar dari sana.”Ia membutuhkan perawatan medis secepatnya, ” katanya, Kamis(21/11/13).

Dia mendapat informasi 18 November dan langsung menuju lokasi 19 November 2013. Sampai di sana, tim langsung merencanakan pembiusan orangutan jantan berusia sekitar 24 tahun ini. Ia berada di atas pohon setinggi enam meter. Sebelum pembiusan, kondisi orangutan itu sudah kelihatan lemah duduk di salah satu cabang pohon. Proses lancar.

Panut Hadisiswoyo, Direktur OIC, menyatakan,  dalam dua tahun terakhir, kasus-kasus seperti ini makin meningkat. Konflik orangutan menyebabkan luka bahkan mengakibatkan kematian, banyak terjadi, baik karena dipukul, dilukai, bahkan ditembak. “Orangutan dianggap merusak atau memakan sedikit hasil kebun masyarakat.”

Sedang Istanto, Kepala BBKSDA Sumut, berjanji menyelidiki kasus ini. Mengingat luka-luka parah, orangutan itu, sementara waktu dititipkan di karantina SOCP untuk perawatan. Setelah itu, akan dilepasliarkan ke alam, di salah satu pusat reintroduksi orangutan SOCP di Jambi atau Aceh. Kasus ini, katanya, masih didalami. “Dugaan awal luka-luka itu karena dipukul dan terkena jeratan pemburu.”

Kondisi Raya, sangat kritis dengan luka parah dan berbelatung diduga kuat akibat jeratan pemburu. Foto: Tim Penyelamat Orangutan
Kondisi Raya, sangat kritis dengan luka parah dan berbelatung diduga kuat akibat jeratan pemburu. Foto: Tim Penyelamat Orangutan
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,