,

200-an Kukang Sitaan Masuk Rehabilitasi IAR, 13 Ekor Mati

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyerahkan 200-an kukang hasil sitaan dari perdagangan ilegal ke Pusat Rehabilitasi Primata International Animal Rescue (IAR) di Bogor, Jawa Barat, pada 6 November 2013. Ke 238 kukang ini diperoleh dari Sumatera dan akan dijual ke salah satu pasar satwa di Jakarta.

BKSDA berhasil mengamankan dan pelaku ditangkap. Hingga kini, kukang-kukang ini masih dalam perawatan intensif tim medis IAR.  Karena kondisi kritis,  total 13 ekor mati. “Enam ekor mati kala pengiriman, mungkin karena susah bernapas. Kini, sebagian masih kritis dan dalam perawatan,” kata Lis Key, PR and Communications IAR, lewat surat elektronik, Senin (25/11/13).

Saat diamankan, kukang-kukang ini berada dalam tempat sempit. Banyak dari mereka dalam kondisi menyedihkan, mengalami dehidrasi, diare, mal nutrisi, hingga masalah gigi dan pernapasan. Banyak kukang dengan gigi terpotong, dan mengalami infeksi gigi parah. Mereka sangat membutuhkan perawatan dan operasi gigi.

Dalam pengiriman oleh pelaku, sebagian kotak hanya berisi bayi terpisah dari ibu. Ada 11 bayi dimasukkan dalam satu tempat. Tampak, anak kukang yang besar menjaga bayi yang lebih kecil.  Ada juga bayi-bayi yang ditempatkan bersama ibu-ibu mereka tetapi menolak anaknya karena stres berat.

Ada juga di kotak, dengan empat ibu tampak bersama anak-anaknya dan dalam kondisi bagus. Dua induk baru melahirkan bayi prematur, buah dari stres. Beberapa dari kukang luka-luka,  kemungkinan berkelahi antar mereka.

Kukang-kukang yang tewas karena kondisi pengiriman yang buruk. Foto: International Animal Rescue
Kukang-kukang yang tewas karena kondisi pengiriman yang buruk. Foto: International Animal Rescue

Karmele Llano Sanchez, yang memimpin tim perawatan kukang-kukang ini mengatakan, mereka dimasukkan ke dalam tempat-tempat kecil hingga menderita, kelaparan dan sulit bernapas. “Kukang ini satwa langka yang dikirim jarak jauh dengan kondisi buruk. Mereka sangat menderita. Ada yang beruntung tak sempat dijual. Beberapa di antara mereka, bertahan dengan gigi dipotong dan dijual kepada penyuka kukang,” katanya.

Sanchez mengatakan, perdagangan kukang ilegal merajalela. Pusat Rehabilitasi IAR hingga kini merawat hampir 400 kukang, dari sitaan baru-baru ini maupun dari pemilik yang banyak mengoleksi satwa peliharaan.

Alan Knight, Chief Executive of International Animal Rescue, mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia, menggagalkan perdagangan ilegal kukang ini. Sedang IAR, katanya, ada enam dokter hewan, tiga asisten dokter, dua mahasiswa dan 14 perawat kukang.

“Kami juga memiliki satu tim, 10 mahasiswa biologi yang membantu beberapa jam dalam seminggu. Plus, dua tim kecil, yang ke lapangan guna mengidentifikasi dan menyiapkan pelepasliaran kala kukang-kukang cukup sehat untuk kembali ke alam bebas.”

Satu kotak dari plastik yang berisi kukang berdesak-desakan. Foto: International Animal Rescue
Satu kotak dari plastik yang berisi kukang berdesak-desakan. Foto: International Animal Rescue
Anak-anak kukang yang terpisah dari induk. Foto: International Animal Rescue
Anak-anak kukang yang terpisah dari induk. Foto: International Animal Rescue
Seekor kukang, tengah diperiksa oleh tim medis IAR. Foto: International Animal Rescue
Seekor kukang, tengah diperiksa oleh tim medis IAR. Foto: International Animal Rescue
Sesampainya di pusat rehabilitasi, kukang-kukang ini segera dilepas dari kotak-kotak sempit tempat mereka kala pengiriman oleh pedagang ilegal. Foto: International Animal Rescue
Sesampainya di pusat rehabilitasi, kukang-kukang ini segera dilepas dari kotak-kotak sempit tempat mereka kala pengiriman oleh pedagang ilegal. Foto: International Animal Rescue
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,