Video: Mari Hentikan Praktek Pembunuhan Hiu dan Pari Manta Indonesia

Sebuah video berdurasi tiga setengah menit dirilis oleh seorang kamerawan bawah laut bernama Mark Thorpe karena keprihatinannya yang muncul setelah melihat berbagai praktek perburuan ikan hiu dan pari manta di berbagai wilayah pesisir di Indonesia.

Mark, yang sudah berkarier sebagai kamerawan bawah laut selama lebih dari 20 tahun menjadi saksi hilangnya ikan hiu dan pari manta akibat perdagangan sirip dan bagian tubuh kedua spesies ini secara masif dari laut Indonesia. Rasa khawatirnya terhadap keberlangsungan hidup hiu dan pari manta serta laut Indonesia yang telah menjadi ‘kantornya’ selama dua dekade inilah yang mendorongnya untuk menghentikan segala jenis perburuan liar untuk memenuhi industri sup dan makanan berbasis hiu dan manta di Asia Tenggara ini.

Tumpukan ikan hiu hasil buruan, sebelum dijual ke pasar. Foto: Screenshot video FINdonesia
Tumpukan ikan hiu hasil buruan, sebelum dijual ke pasar. Foto: Screenshot video FINdonesia

Mark mengakui bahwa film ini tidak ditujukan untuk menyalahkan siapa pun, namun dirinya lebih terdorong untuk mengupayakan sebuah cara yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan dalam memanfaatkan keberadaan hiu dan pari manta di perairan nusantara ini secara berkelanjutan lewat wisata hiu dan konservasi. Lewat cara ini, dirinya meyakini bahwa nelayan akan jauh lebih diuntungkan karena akan memperoleh penghasilan yang jauh lebih berkelanjutan dibandingkan harus membunuh hiu yang hanya akan menjadi aset jangka pendek lewat perburuan.

Rentetan gambar dalam film ini, memang sedikit sadis untuk beberapa orang, dengan memberikan berbagai cara penangkapan dan pemotongan sirip hiu, baik yang dewasa maupun yang masih muda, namun hal ini diyakininya bisa membuka mata banyak pihak untuk sesegera mungkin mengakhiri perburuan ikan hiu dan pari manta demi memenuhi kebutuhan sirip hiu dan bagian tubuh pari manta untuk kebutuhan kuliner di Asia Tenggara.

Hiu-hiu segar yang baru ditangkap. Foto: Screenshot Video FINdonesia
Hiu-hiu segar yang baru ditangkap. Foto: Screenshot Video FINdonesia

Lewat gerakan FINdonesia, Mark Thorpe bersama sejumlah rekan membuka kesempatan untuk berbagai pihak untuk terlibat langsung dalam mengubah kehidupan para nelayan di Indonesia dan memilih cara yang lebih berkelanjutan untuk menggunakan ikan hiu dan pari manta serta spesies laut lainnya untuk meraih penghasilan yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak alam. Pihaknya kini berupaya mengupumpulkan sejumlah dana untuk memproduksi film tentang perburuan ikan hiu dan pari manta ini secara luas sebagai bagian dari proses edukasi. Silakan klik langsung di link ini, untuk terlibat lebih lanjut dalam upaya mencegah perburuan ikan hiu dan pari manta di Indonesia.

Indonesia, Pemburu Hiu Terbesar

Indonesia adalah salah satu negara penangkap ikan hiu terbesar di dunia saat ini. Hal ini terungkap dalam laporan yang disampaikan oleh lembaga TRAFFIC yang melakukan pemantauan terhadap perdagangan satwa liar dunia. Pernyataan TRAFFIC ini keluar menyusul adanya permintaan dari Uni Eropa yang saat ini tengah menyusun upaya perlindungan bagi tujuh spesies hiu dan manta.

Nelayan menggendong ikan hiu yang baru diperoleh dari laut, siap untuk disayat siripnya. Foto: Screenshot Video FINdonesia
Nelayan menggendong ikan hiu yang baru diperoleh dari laut, siap untuk disayat siripnya. Foto: Screenshot Video FINdonesia

Selain Indonesia, India juga menjadi negara terbesar pembunuh hiu secara gobal. Kedua negara ini menyumbangkan lebih dari seperlima kebutuhan daging dan sirip hiu untuk kebutuhan ekspor. Selain kedua negara tersebut, 18 negara lain yang juga tercatat sebagai pembunuh hiu terbesar di dunia adalah Spanyol, Taiwan, Argentina, Mexico, Amerika Serikat, Malaysia, Pakistan, Brasil, Jepang, Perancis, Selandia Baru, Thailand, Portugal, Nigeria, Iran, Sri Lanka, Korea Selatan dan Yaman.

Ikan Hiu adalah jenis satwa yang mengalami pertumbuhan lambar dan perkembangbiakan yang jarang. Hilangnya hiu diyakini oleh para pakar akan merusak keseimbangan ekosistem kelautan di dunia, dan menyebabkan ledakan jumlah ubur-ubur. Beberapa jenis hiu, banyak ditangkap di perairan secara tidak sengaja, namun melihat nilai dagang sirip dan daging hiu, maka biasanya nelayan justru membunuhnya untuk dijual.

Sumber: Screenshot Video FINdonesia
Sumber: Screenshot Video FINdonesia
Sumber: Screenshot video FINdonesia.
Sumber: Screenshot video FINdonesia.
Sumber: SharkSaver
Sumber: SharkSaver
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,