Bencana banjir, tanah longsor, hingga erupsi Gunungapi Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), terjadi sepanjang Senin pagi hingga malam (30/12/13). Data dari Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Sumut, banjir terjadi di dua kabupaten dan kota di provinsi ini. Terparah, di Kota Tebing Tinggi.
Di Tebing Tinggi, sekitar 4.457 keluarga atau 17.648 jiwa, terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam air dengan ketinggian satu meter. Banjir dari luapan Sungai Padang dan Sungai Bahilang. Pusat pasar perbelanjaan di kota dengan julukan penghasil makanan lemang ini, terendam. Hingga Senin petang, air terus naik dan belum terlihat tanda-tanda surut.
Wahid Sitorus, Kepala Pelaksana BPBD Tebing Tinggi, menyatakan, ribuan korban banjir dievakuasi ke lokasi lebih aman. Sebagian mengungsi ke kediaman keluarga mereka, yang tak menjadi korban banjir. BPBD bersama Pemerintah Tebing Tinggi, telah membagikan selimut hangat, obat-obatan, dan makanan siap saji. Tim kesehatan sudah berada di lokasi, untuk memeriksa kesehatan anak-anak, orang tua, dan para korban banjir. “Bersama muspida, kita siapkan antisipasi penanggulangan bencana banjir. Evakuasi dan penyisiran ke tiap rumah warga terus dilakukan bersama tim SAR, ” katanya.
Banjir besar juga terjadi di Kabupaten Asahan, Sumut. Sedikitnya, 2.100 rumah kebanjiran. Sungai Pulau Mandi, Desa Buntu Pane, meluap. Banjir menggenangi rumah di Desa Antara, Desa Pulau Mandi, Desa Sei Mati, dan Desa Sei Silau Timur. Ketinggian air mencapai 40 centi meter, dan sampai Senin sore air terus naik.
Suirmadi, tim SAR Kabupaten Asahan, mengatakan, penyebab air meluap karena hujan deras turun sepanjang Minggu malam hingga Senin dini hari. Selain itu, penebangan hutan untuk perkebunan sawit milik PTPN III, menjadi salah satu penyebab banjir yang tak mampu menyerap luapan air dari hulu, yaitu kawasan daerah Mandauge.
Dia menyebutkan, di lokasi banjir belum ada tim penanggulangan bencana ataupun bantuan dari pemerintahan setempat. Yang ada, tim SAR menggunakan perahu karet, membantu evakuasi warga. “Ketinggian air sampai masuk rumah. Warga banyak bertahan. Kami coba bantu membawa warga. Makanan dan pakaian hangat belum ada.”
Dari Tanah Karo, tepat di Kabupaten Karo, erupsi Gunung Sinabung kembali terjadi. Saat sama, debu vulkanik berwarna putih kehitam-hitaman membumbung tinggi. Debu tebal ini sempat menutupi rumah-rumah warga berjarak radius dua hingga empat kilometer dari kaki gunung, bahkan sampai ke Kota Berastagi dan Kabanjahe.
Pantauan di lokasi, erupsi berlangsung hampir 15 menit, setelah itu, debu vulkanik perlahan berkurang dari dalam kawah gunung. Namun, erupsi ini tak membuat masyarakat Karo panik. Mereka tampak terbiasa, termasuk ribuan pengungsi yang lebih dari sebulan di pengungsian.
Data dari Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, terjadi luncuran awan panas dan tiga kali erupsi. Pada Senin pagi sekitar pukul 07.45, guguran awan panas ke arah tenggara 1,5 kilometer.
Hingga Senin pukul 18.00, pengungsi mencapai 19.126 jiwa atau 5.979 keluarga, tersebar di 31 titik. Sebelumnya, Minggu (29/12/13), pengungsi 18,821 jiwa atau 5.946 keluarga.
Menurut Kepala BPBD, Asren Nasution, pengungsi bertambah karena aparat memerintahkan warga radius lima kilometer, mengungsi kembali, setelah beberapa kembali ke rumah.
Masih dari Tanah Karo, musibah longsor terjadi di jalan utama Medan-Berastagi Kabupaten Karo, menuju ke Aceh Tenggara dan Kabupaten Simalungun. Longsor di di Dusun Listrik Desa Lau Mulgap, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Tanah amblas cukup dalam, bahkan sebagian aspal jatuh ke jurang.
Rumah di bawah lokasi, tertimbun tanah bercampur bebatuan. Menurut sejumlah saksi mata, ada enam orang tertimbun longsor. Beruntung, tim SAR dibantu warga sekitar cepat membantu evakuasi. Nyawa enam korban longsor berhasil diselamatkan, dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Data dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geovisika (BMKG) Sumut, intensitas hujan deras dan cukup tinggi di sejumlah daerah. Masyarakat diminta berhati-hati dan siaga, atas kemungkinan banjir, tanah longsor, dan angin kencang di sejumlah wilayah di Sumut.