,

Radius 7 Km Wajib Dikosongkan, Pengungsi Sinabung Capai 25 Ribu Jiwa

Aktivitas Gunungapi Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), terus menunjukkan peningkatan. Bahkan sepanjang Selasa pagi hingga siang (14/1/14), terjadi 50 kali guguran lava pijar dari puncak, disertai awan panas sejauh empat kilometer, menuju ke jalur Selatan menuju ke bawah kaki gunung.

Data dari Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, terlihat peningkatan lava pijar, dibandingkan sehari sebelumnya. “Kita pantau terus menerus sejak Senin malam hingga Selasa pagi. Aktivitas terjadi dan sangat tinggi,” kata Armen Putra, Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung.

Dia menjelaskan, karena aktivitas masih tinggi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyatakan kondisi masih sangat berbahaya bagi masyarakat dengan radius dua hingga tujuh kilometer dari kaki Gunung Sinabung.  Mereka merekomendasi, itu sebagai radius wajib dikosongkan.

Lokasi wajib dikosongkan, adalah radius lima kilometer dari Sinabung, dan tujuh kilometer dari sisi Tenggara. Pengosongan ini guna menghindari bahaya awan panas dan terkena lontaran material batu dan debu vulkanik Sinabung. “Hingga saat ini tak ada korban jiwa. Status masih belum diturunkan, awas level IV.”

Sebelumnya, pada Sabtu (11/1/14), erupsi cukup besar, menyebabkan debu vulkanik tebal terjadi. Kondisi ini mengakibatkan, sejumlah desa di Kecamatan Namanterang, Kabupaten Karo, tertutup debu disertai hujan lebat dan terjadi lumpur cukup tebal.

Data PVMBG, Sabtu, terjadi erupsi beberapa kali dengan tinggi satu sampai lima kilometer disertai luncuran awan panas ke Tenggara-Selatan sejauh satu hingga 4,5 kilometer, dan ke Timur sejauh satu kilometer.

Beberapa rumah di Desa Kutarakyat dan Namanteran, rusak karena hujan pasir dan abu vulkanik lima sampai 10 centimeter. Beberapa desa di Kecamatan Namanteran, terisolir karena akses jalan sulit. Debu vulkanik tebal lima sampai 10 cm menjadi lumpur kala terkena hujan.

Ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Karo rusak. Hujan abu hingga Medan dan sekitar, karena terbawa angin ke Timur. Awan panas sudah masuk ke sungai di Barat Berastepu, hingga timbul letusan sekunder, karena kontak material panas dan air.

Tampak warga Karo yang mengungsi, perlahan mulai meninggalkan lokasi pengungsian. Foto: Ayat S Karokaro

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, potensi lahar dingin makin nyata. Lembah-lembah sungai di sisi tenggara-selatan banyak terisi material piroklastik. “Warga dimintai tidak beraktivitas di sungai yang hulunya di Sinabung.”

Sejak Sabtu hingga Minggu siang, jalur lalulintas menuju Kecamatan Namanterang, putus total. Namun pada Sening siang jalur normal kembali, karena Pemerintah Kabupaten Karo menurunkan dua alat berat untuk mengeruk lumpur debu vulkanik.

Tampak warga di Desa Sigarang-Garang, bergotong royong membersihkan debu vulkanik di atap, dan pelataran rumah, serta di jalan rumah mereka. Setelah itu, mereka kembali ke lokasi pengungsian, karena situasi Sinabung masih sangat berbahaya. Di desa ini, setidaknya 120 rumah rusak, 10 roboh.

Beberapa desa lain di Kecamatan Namanterang, juga terkena erupsi pada Sabtu lalu, yaitu Desa Naman, Desa Sukanalu, Desa Kutarakyat, Desa Kebayaken, dan Desa Kutagugung.”Kami pakai cangkul membersihkan debu vulkanik. Sekarang sudah mulai menipis, ” kata Sahat Sembiring, warga Desa Sigarang-Garang, di pengungsian. Desa ini menjadi lokasi terparah terkena erupsi.

Tak pelak, pengungsi pun bertambah. Berdasatkan data tim penanggulangan bencana Sinabung, dan data BNPB, pada Sabtu, pengungsi tercatat 25.516 orang, atau 7.898 keluarga, tersebar di 38 titik. “Logistik masih cukup. Tetapi agar pengungsi tidak stresmaka perlu kegiatan dan hiburan yang mampu membuat mereka sabar.”

Aktivitas letusan Sinabung, makin meningkatkan, dengan mengeluarkan debu vulkanik dan larva panas. Radius lima sampai tujuh kilometer wajib dikosongkan. Foto: Ayat S Karokaro
Aktivitas letusan Sinabung, makin meningkatkan, dengan mengeluarkan debu vulkanik dan larva panas. Radius lima sampai tujuh kilometer wajib dikosongkan. Foto: Ayat S Karokaro
Untuk mendapatkan gambar lebih besar, klidi sini. Sumber: BNPB
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,