, ,

Sinabung Muntahkan Awan Panas, 11 Orang Tewas, 3 Luka Bakar

Para korban tewas mayoritas siswa dan guru yang tengah jalan-jalan melihat Sinabung. Satu korban tewas seorang jurnalis yang biasa menyuplai berita untuk TVOne Medan.

Erupsi Gunungapi Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), kembali terjadi pada Sabtu (1/2/14). Kali ini menelan korban jiwa, 11 orang meninggal dunia dan tiga luka bakar di Desa Sukameriah. Korban luka bakar mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Salah satu korban tewas seorang jurnalis yang biasa menyuplai berita untuk TVOne dari Sumut.

Dari 11 orang, delapan korban sudah didentifikasi dan tiga lainnya sedang identifikasi di RSU Kabanjahe, Kabupaten Karo. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB memperkirakan, di lokasi masih ada korban tetapi belum bisa dievakuasi. Korban berada di lintasan awan panas di Desa Sukameriah, dengan radius tiga kilometer dari puncak kawah Sinabung.

“Menurut info sementara, semua korban guru dan pelajar SMA Brastagi dan SMK Kabanjahe yang sedang jalan-jalan melihat Sinabung di Desa Sukameriah. Satu orang jurnalis, ” katanya Sabtu (1/2/14).

Adapun identitas delapan korban tewas yaitu Alexander Sembiring pelajar SMA 1 Merdeka; Daud Surbakti, pelajar dari Desa Payung; Dipa Nusantara, SMA Brastagi; David, Kelas 2 SMK Simpang Korpri; Mahal Sembiring, guru honor SD Gurukinayan, asal Payung.

Lalu, Teken sembiring, warga Desa Gurki, Santun Siregar, mahasiswa dan warga GMKI Kuta Cane; Vitriani Napitupulu; Asran Lubis, warga Desa Perdamaian Kuta Cane; Marudut Barisan Sihite, mahasiswa.  Juga Rizal Sahputra warga Jalan Karya Bhakti Medan, reporter TV One Medan

Menurut dia, PVMBG menyatakan erupsi susulan awan panas masih berpotensi terjadi hingga evakuasi dihentikan.  Sedang ketiga korban luka bakar itu Sehat Sembiring (48) dan anaknya, Surya Sembiring (21), warga Kota Kabanjahe, luka bakar hampir di seluruh bagian tubuh, saat berada di Desa Sukameriah, ketika ziarah ke kuburan keluarga. Satu korban Doni Milala (60), kala melihat rumah setelah ditinggal mengungsi. Doni, mengalami luka bakar kaki dan bahu, akibat debu vulkanik panas.

Desa Sukameriah, berjarak 2,7 kilometer dari kawah Sinabung, dan Satgasnas penanganan erupsi Sinabung, masih belum memperbolehkan warga kembali dan wajib dikosongkan. Desa ini paling berbahaya karena sangat berdekatan dengan lintasan awan panas yang mencapai 4,5 kilometer

Sutopo mengatakan, meskipun aktivitas erupsi cenderung menurun, namun tetap terjadi dengan intensitas lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

Selama ini, meskipun sudah dijaga dan diperingati baik melalui lisan atau langsung, ataupun dari spanduk bertuliskan larangan masuk, tetapi masyarakat masih banyak kembali ke rumah pada siang hari. Malam hari kembali ke pengungsian. “Kita sudah peringatkan, tetapi masih dilanggar. Desa ini kita perketat penjagaan agar tidak terulang lagi jatuh korban kena debu panas.”

Informasi dari Jonson Tarigan, Humas Pemkab Karo, di tengah pemulangan 13.828 pengungsi Sinabung, ada kabar korban terkena debu panas.

Desa itu masih dilarang dihuni sementara waktu, mengingat Sinabung masih erupsi. Saat mendapat kabar itu, pihaknya bersama tim BNPB, dan tim SAR baik TNI, Polri dan sukarelawan, langsung menuju lokasi dibantu warga. Mereka mengevakuasi ketiga korban ke RS Evarina Etaham, Karo.

Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sepanjang Sabtu, terjadi tiga kali erupsi Sinabung, yaitu pada 10.30, erupsi setinggi 2.000 meter, dengan durasi selama 474 detik, luncuran awan panas 4,5 kilometer ke arah Selatan-Tenggara.

Pada pukul 10.38, erupsi kembali selama 219 detik. Tinggi kolom tidak terlihat karena tertutup abu vulkanik erupsi sebelumnya. Pada pukul 11.27, Sinabung kembali erupsi selama 84 detik, dimana visual tertutup kabut, dan luncuran awan panas menuju ke Selatan Kabupaten Karo.

Yunus, warga Tiga Pancur, Karo, mengatakan, erupsi Sinabung terlihat cukup besar, dan arah angin yang membawa debu vulkanik panas menuju ke timur dan selatan.

Tiga Pancur, tempat dia tinggal hujan abu vulkanik. Warga di desa itu, berhamburan lari menjauh menuju ke Kabanjahe dan Berastagi. Mobil dan kendaraan roda empat dipenuhi debu tebal. Pengemudi kendaraan roda dua, memilih berbalik arah kembali ke Kabanjahe. Apalagi saat mendapat kabar awan panas menyebabkan tiga orang luka bakar. “Hujan debu disini. Tebal kali, kamipun udah pakai masker ini.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,