Penelitian: Berkebun, Ramah Lingkungan dan Sehat Bagi Anak-Anak

Berkebun, selama ini dikenal sebagai saat relaksasi bagi orang dewasa belaka. Namun, berkebun selain memiliki fungsi pencegahan pemanasan global, ternyata juga membawa manfaat terhadap kesehatan anak-anak. Aktivitas fisik yang dilakukan selama berkebun membantu anak-anak dalam mengoordinasikan kemampuan gerak mereka melalui aktivitas di alam bebas.

Peneliti dari Korea Selatan bernama Sin-Ae Park, Ho-Sang Lee, Kwan-Suk Lee, Ki-Cheol Son dan seorang peneliti Candice Shoemaker dari Universitas Kansas di AS menerbitkan penelitian mereka terkait dampak berkebun bagi anak-anak dalam jurnal ilmiah HortTechnology. Melalui kajian ini para peneliti menyatakan bahwa data yang ada di dalam penelitian ini bisa membantu pengembangan di masa mendatang terhadap program-program untuk anak-anak yang berbasis kebun untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak dan mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat.

Penelitian ini mempelajari 17 anak dan meminta mereka untuk melakukan 10 tugas berkebun, mulai dari menggali, menyerok tanah, menyiangi,  mencampur dedaunan, mencangul, menabur bibit, menanam, mengairi, mencampur media penanaman dan memasang cangkokan. Kajian ini dilakukan di Korea Selatan dalam dua lingkungan taman -di terowongan dan area luar ruang. Anak-anak ini mengunjungi taman ini dua kali dan masing-masing anak melakukan lima tugas berbeda dalam setiap kunjungan. Mereka diberikan waktu selama lima menit untuk meyelesaikan setiap tugasnya, dan diberikan istirahat selama lima menit diantara tugas yang dilakukan. Sepanjang kajian ini, anak-anak ini menggunakan telemetri pengukur kalori dan alat pengukur detak jantung sehingga para peneliti bisa mengukur serapan oksigen, keluarnya energi dan detak jantung mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepuluh tugas berkebun ini memberikan aktivitas fisik yang moderat hingga tinggi bagi setiap anak. Menggali dan menyerok dikategorikan sebagai aktivitas fisik “intensitas tinggi”, menggali dinilai sebagai aktivitas paling melelahkan dibandingkan tugas dalam berkebun lainnya. Sementara tugas lain seperti menyiangi, mencampur dedaunan, menabur bibit, mencabut, mengairi, mencampur dengan media penanaman dan mencangkok dinilai sebagai aktivitas dengan “intensitas moderat”.

Para peneliti mengatakan bahwa hasil studi ini akan mampu memfasilitasi pengembangan pelatihan perkembangan anak-anak dengan basis kebun, yang akan mampu meningkatkan kesehatan dan gaya hidup yang aktif. Selain itu, aktivitas berkebun ini dinilai juga bisa diterapkan sebagai terapi bagi anak-anak degan kemampuan fisik yang terbatas.

Tertarik mempelajari lebih jauh? silakan baca jurnal lengkapnya disini: http://horttech.ashspublications.org/content/23/5/589.abstract

CITATION: Sin-Ae Park, Ho-Sang Lee, Kwan-Suk Lee, Ki-Cheol Son, And Candice A. Shoemaker. The Metabolic Costs of Gardening Tasks in Children. HortTechnology, October 2013

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,