Selamat dari Perdagangan Ilegal, Sejumlah Primata Menanti Bantuan

Sejumlah primata yang berhasil diselamatkan dari perdagangan ilegal, kini membutuhkan bantuan. Tujuh individu primata tersebut, terdiri dari tiga individu Agile Gibbons (Hylobates agilis) dan empat individu siamang (Symphalangus syndactylus) berhasil selamat dan tiba di Bali Wildlife Rescue Center di Tabanan pada tanggal 23 Januari 2014 silam setelah sebelumnya berhasil diselamatkan pada tanggal 17 Januari silam oleh tim BKSDA.

Sayang salah satu bayi owa agile atau agile gibbons itu mati karena kondisinya sangat lemah setelah dipisahkan dari induknya, serta menempuh perjalanan jauh yang melelahkan. Sejumlah primata ini diduga akan dijual ke Rusia.

Salah satu pakar konsrevasi dan mantan koordinator relawan di Bali Wildlife Rescue Center, Jonna Lehtinen mengatakan bahwa dirinya cukup senang dengan penyelamatan sejumlah satwa ini. Lehtinen mengatakan bahwa primata-primata ini kini sudah semakin langka dan sudah masuk dalam kategori terancam punah (endangered) di alam Daftar Merah IUCN akibat hilangnya habitat mereka serta perburuan ilegal.

Semua primata yang berhasil diselamatkan ini adalah korban dari jejaring perdagangan satwa secara ilegal di dunia, yang merupakan bisnis senilai jutaan dollar. Seluruh jenis gibbons atau owa sudah dilindungi oleh hukum nasional dan internasional, namun rendahnya sanksi terhadap pelanggar membuat perdagangan spesies ini masih terus terjadi. Satwa-satwa ini masuk ke Bali dari Kalimantan dan Sumatera.

Dan untuk membawa anak owa, para pemburu harus membunuh induknya, dan pada saat ayah dan saudara-saudaranya berhasil kabur dari kejaran pemburu, anak owa yang paling lemah pasti tertangkap. Owa merupakan salah satu spesies primata yang terikat dengan induknya dalam jangka waktu cukup lama, membunuh induk owa untuk menangkap anaknya, tidak hanya menekan populasi namun juga memberikan dampak trauma bagi bayi primata yang ditangkap.

Menurut Pendiri dan Direktur dari Friends of National Park, Dr. Baru Wirayudha semua primata yang berhasil diselamatkan ini masih sangat muda, dua diantaranya bahkan masih perlu minum susu dari botol dan membutuhkan perhatian selama 24 jam.

“Kami sangat membutuhkan bantuan finansial untuk menutup biaya makan mereka dan perawatan yang diperlukan. Kami mencari orang-orang yang mau memberikan sponsor bagi satwa-satwa ini selama satu tahun, atau bisa juga sekedar memberikan donasi selama satu kali saja,” ungkap Dr. Wirayudha. Jika anda tergerak untuk membantu, silakan klik langsung www.fnpf.org.

Kini, seluruh primata yang sudah diselamatkan ini masih terus berada dalam pantauan dan perawatan tim medis Friends of the National Park di Bali. Mereka memerlukan waktu untuk kembali ke kondisi yang sehat, dan melihat lebih jauh kemungkinan untuk dilepasliarkan di masa mendatang.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,