Duapuluh Orangutan Kembali Menikmati Kebebasan di Hutan Tropis Kalimantan

Tanggal 7 dan 8 Februari 2014, merupakan hari bahagia bagi 20 orangutan yang siap kembali ke habitat alami mereka di hutan tropis Kalimantan. keduapuluh orangutan ini dikembalikan ke alam mereka oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival, sebagai bagian dari target Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia Tahun 2007-2017 ke Hutan Konservasi Bukit Batikap, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Tigabelas orangutan diantaranya adalah betina dan sisanya jantan.

Dengan pelepasliaran keduapuluh orangutan ini, maka genap 100 ekor orangutan sudah dikembalikan ke habitat mereka. Kisah ini, diambil dari kisah yang dituliskan di situs resmi Yayasan Borneo Orangutan Survival, saat melepasliarkan keduapuluh orangutan ke rumah mereka di hutan tropis Kalimantan di Bukit Batikap.

Pada hari pertama, 7 Februari 2014, 12 individu orangutan mendapat giliran pertama untuk pulang ke rumah mereka. Kendati hujan deras menerpa seputar kawasan Nyaru Menteng, tim medis sudah menyiapkan proses pelepasliaran ini sejak pukul 4 pagi. Pelepasliaran ini sendiri, dibagi menjadi dua grup, pertama adalah induk orangutan bernama Zena dan anak jantannya William, lalu induk bernama Kitty dan putrinya Kate, Dita dan anaknya Halt dan  seekor orangutan bernama Noor. Sementara kelompok kedua terdiri dari induk orangutan bernama Judy dan putranya bernama Son, lalu orangutan bernama Hamlet, Joys dan Sarita.

Inilah keduapuluh orangutan yang beruntung, bisa kembali ke rumah mereka di hutan tropis Kalimantan. Foto: Yayasan BOS
Inilah keduapuluh orangutan yang beruntung, bisa kembali ke rumah mereka di hutan tropis Kalimantan. Foto: Yayasan BOS

Satu demi satu orangutan itu menjalani pembiusan sementara, sebelum dibawa ke kandang pemindahan dan dibawa ke Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya dan kemudian diterbangkan ke Bandara Beringin di Muara Teweh. Setiba di Muara Teweh, keduabelas orangutan ini akan dibawa secara bergantian dengan helikopter ke hutan yang akan menjadi rumah baru mereka. Dimulai dengan rombongan pertama di tanggal 7 Februari ini. Setelah selesai dengan pelepasliaran rombongan pertama, tim segera menyusun proses pelepasliaran kelompok selanjutnya.

Kelompok kedua yang masih berada di Nyaru Menteng juga menjalani proses pembiusan sebelum diberangkatkan ke Bandara Tjilik Riwut dan berlanjut ke Muara Teweh. Dengan sabar, masing-masing orangutan yang menunggu giliran diangkut dengan helikopter menuju ke Bukit Batikap terus diberi makan dan minum susu yang cukup, dan berada dalam pantauan dokter hewan yang memonitor kondisi mereka.

Judy saat menjalani pembiusan. Foto: Yayasan BOS
Judy saat menjalani pembiusan. Foto: Yayasan BOS

Hari Kedua pelepasliaran, tanggal 8 Februari 2013, juga dimulai sejak dinihari. Rombongan kedua, akan dilepaskan 8 orangutan kembali ke habitat mereka, yang terdiri dari Mercury, Manisha, Jupiter dan anaknya Julfa, lalu Reno, Jane dan kedua anaknya Jojang dan Jiro.

Dr. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, ”Melihat banyaknya kerugian akibat bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, kita dapat melihat bahwa orangutan adalah sebuah solusi. Melestarikan orangutan dan habitatnya adalah sama pentingnya dengan menjaga kehidupan kita. Orangutan sebagai spesies payung berperan penting dalam regenerasi hutan. Sementara manusia membutuhkan hutan yang penting sebagai sumber oksigen, sumber air bersih, penahan banjir dan pencegah erosi. Untuk itulah diharapkan semakin banyak orang sadar akan pentingnya melestarikan hutan. Di samping untuk menyediakan rumah bagi orangutan, hal ini juga demi mewujudkan kualitas hidup yang layak dan kesejahteraan bersama.”

Foto: Yayasan BOS
Foto: Yayasan BOS

Sementara Denny Kurniawan, Manajer Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng mengatakan bahwa peran pemerintah penting untuk menyelamatkan habitat orangutan,“Pemerintah Indonesia harus tegas untuk melindungi habitat orangutan. Untuk mencapai target pelepasliaran orangutan, Yayasan BOS akan berupaya memulangkan orangutan ke habitat asli mereka namun suatu saat kapasistas daya dukung Hutan Lindung Bukit Batikap akan optimal dan dengan demikian diperlukan hutan baru yang layak dan aman. Jika Pemerintah tidak tegas dalam menegakkan hukum untuk melindungi habitat orangutan, target yang tertuang dalam Rencana Aksi Konservasi Orangutan tidak akan bisa terwujud.”

Foto: Yayasan BOS
Foto: Yayasan BOS

Sejak tahun 2012 hingga kini, Yayasan BOS telah melepasliarkan total 122 orangutan ke habitat alami mereka baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur. Di Kalimantan Tengah telah dilepasliarkan 99 orangutan, sementara di Kalimantan Timur telah dilepasliarkan 21 orangutan.

Kini dengan dilepasliarkannya 20 orangutan oleh Yayasan BOS di Nyaru Menteng ke Kalimantan Tengah, Yayasan BOS merayakan pelepasliaran orangutan ke-100 di Hutan Lindung Bukit Batikap dan telah melepasliarkan total 119 orangutan di hutan lindung yang terletak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah ini, sementara total keseluruhan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur ada 140 individu orangutan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,