Kasus Kematian Satwa Kebun Binatang Surabaya Masih Berlanjut

Kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya belum juga berakhir, kali ini 2 satwa mati di ruang karantina karena sakit dan usia tua. Satwa itu adalah babon (papio Anubis) yang ditemukan mati pada Kamis (20/2) jam 02.58 WIB, serta nilgai atau sapi afrika (boselabus tragocamelus).

Kera babon berjenis kelamin betina umur 23 tahun ini mati setelah 1,5 bulan terakhir mendapat pengawasan khusus tim medis. Selain kondisi lemah akibat faktor usia, diperkirakan sapi afrika ini mengalami gangguan pada hati dan limpa.

“Dua satwa yang mati dalam dua hari ini termasuk dalam daftar satwa yang sudah berumur tua,” kata Agus Supangkat, Humas Perusahaan Daerah taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya, Jumat (21/2).

Sedangkan satwa nilgai berjenis kelamin jantan umur 20 tahun, ditemukan mati setelah dirawat di ruang karantina Kebun Binatang Surabaya. Hasil otopsi menyebutkan bahwa nilgai mati karena mengalami masalah di persendian pada kedua kaki depan, serta gangguan pada fungsi paru-paru.

Sapi Afrika di Kebun Binatang Surabaya. Foto: Petrus Riski
Sapi Afrika di Kebun Binatang Surabaya. Foto: Petrus Riski

“Semua organ sudah dikirim ke laboratorium patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya,” lanjut Agus Supangkat.

Babon betina yang mati itu kata Agus merupakan satu-satunya koleksi Kebun Binatang Surabaya, sehingga saat ini Kebun Binatang Surabaya tidak lagi memiliki babon. Sementara itu untuk sapi afrika, Kebun Binatang Surabaya menyisakan dua ekor jantan dan betina yang masih berusia muda.

“Sebelum mati, babon sudah menjalani perawatan 6 minggu oleh tim dokter di kandangnya,” ujar Agus Supangkat.

Kematian dua satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya ini menambah daftar panjang kematian satwa sejak Januari hingga Febuari. Sampai saat ini terdapat delapan satwa yang mati di Kebun Binatang Surabaya dalam dua bulan terakhir.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,