Hari Senin 10 Maret 2014 silam, sejumlah aktivis Greenpeace menggelar sebuah aksi protes di wilayah hutan yang sudah dibabat untuk membuka sebuah perkebunan kelapa sawit yang baru di Kalimantan Tengah. Aksi ini adalah sebuah rangkaian dari tekanan yang dilancarkan oleh Greenpeace kepada produsen barang-barang konsumsi rumah tangga Procter&Gamble (P&G) untuk menggunakan kelapa sawit yang memenuhi komitmen nol deforestasi. Seperti yang telah dilakukan oleh Nestle, Neste Oil, Mars Inc, dan Kellogg’s.
Aksi ini digelar oleh Greenpeace di wilayah perkebunan yang dikelola oleh PT Multi Persada Gatramegah (PT MPG), yang merupakan pemasok bagi grup perusahaan Musim Mas, yang merupakan salah satu penyuplai terbesar kelapa sawit dunia dan merupakan penyuplai bagi Procter&Gamble. Perkebunan ini sendiri berada di Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Wilayah yang ditebang oleh PT MPG ini merupakan habitat orangutan Kalimantan. Grup Musim Mas sendiri dimiliki oleh Bachtiar Karim yang merupakan orang terkaya nomor 13 di Indonesia, dengan aset sebesar 2 miliar dollar AS. Grup Musim Mas ini dikelola oleh Bachtiar bersama dua saudaranya, Burhan dan Bahari Karim.
Kelapa sawit, sampai saat ini dinilai sebagai penyebab utama deforestasi di Indonesia. Di Kalimantan, hal ini terutama terjadi di wilayah Kalimantan Tengah. Greenpeace bersama sejumlah pegiat lingkungan lainnya, kini menekan sejumlah perusahaan raksasa di dunia untuk membeli kelapa sawit dari sumber yang bisa dilacak dan tidak merusak hutan Indonesia.
Kampanye ini mulai memberikan hasil positif, setelah Golden Agri-Resources dan Wilmar yang menguasai 55% pasar kelapa sawit dunia menerapkan kebijakan Nol Deforestasi dala proses produksi kelapa sawit mereka.