Kala saya melintasi Jalan Sudirman-Thamrin, pada Sabtu (29/3/14) sekitar pukul 20.30, suasana terasa berbeda. Gedung-gedung menjulang di kiri kanan jalan tak tampak terang benderang, seperti biasa. Malam itu, sebagian besar gedung gelap. Sebagian gedung, lampu masih ada yang menyala di beberapa ruangan atau plang nama tetapi mayoritas gelap. Lampu-lampu jalan sebagian mati. Begitu juga di Bunderan HI, tampak gelap kala itu. Malam itu, adalah Earht Hour yang berlangsung 20.30-21.30.
Hal serupa juga terjadi di berbagai penjuru Indonesia dan dunia. Dari akun twitter @EHIndonesia, tampak berbagai aksi anak negeri dari Aceh, Kediri, Kendari, Makassar, Kalimantan Timur, Surabaya, hingga Semarang dan banyak daerah lain. Mereka meramaikan event ini dengan kreasi masing-masing. Ada yang membuat simbol 60+ dengan lilin. Ada yang menari, ada yang sosialisasi earth hour dan membagikan lilin dan banyak lagi.
Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia mengatakan, mematikan lampu selama satu jam ini sebagai simbolisasi dukungan terhadap gerakan earth hour. Di Indonesia, ini tahun ke enam penyelenggaraan event ini.
WWF-Indonesia telah melakukan penggalangan komunitas dikemas dalam KolaborAKSI Serentak: “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” sejak awal tahun.
Tahun 2013, gerakan Earth Hour diikuti 31 kota di Indonesia. Tahun ini, meningkat menjadi 37 kota. “Ini menjadikan Indonesia sebagai gerakan Earth Hour berbasis komunitas terbesar di dunia.”
Level global, aksi Switch Off diikuti ikon-ikon dunia, antara lain Empire State Building di New York, Tower Bridge dan St Paul’s di London, Edinburgh Castle di Skotlandia. Lalu, Brandenburg Gate di Berlin, Eiffel Tower di Paris, Kremlin and Red Square di Moskow, Bosphorus Bridge yang menghubungkan Eropa dan Asia, Burj Khalifa di Dubai, Marina Bay Sands di Singapura.
DI Indonesia, pada tahun ini didukung mitra-mitra korporasi, yaitu: Central Park Mall, Weber Shandwick Indonesia, BFI Finance, Teh Kotak, Thanks to Nature, Garuda Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski, dan LINE.
“Mereka komitmen melalui partisipasi dalam aksi Switch Off dan sukarela mengajak rekanan, staf, konsumen, dan masyarakat berpartisipasi” kata Nyoman. Jadi, Ini aksiku! Maka aksimu?