,

Misteri Foto Harimau, Peneliti Yakini itu Foto Harimau Jawa

Peneliti Harimau Jawa dikejutkan dengan kiriman foto dari seorang yang bertanya tentang kebenaran foto yang ia peroleh. Foto tersebut muncul di dinding Facebook Didik Raharyono seorang peneliti Harimau Jawa yang sejak tahun 1997 lalu masih meyakini Harimau Jawa belum punah.

Didik sendiri hingga sekarang terus melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa Harimau Jawa suatu saat akan dapat ditemukan kembali.

Dalam wall Facebook tersebut, akun bernama Mas Appen bertanya kepada Didik Raharyono, “Ini jenis sub spesies apa mas?”

Didik Raharyono membalas dalam komentar tersebut bahwa morfologi tubuh dasarnya seperti merujuk ke Harimau Jawa. Ketika dihubungi Mongabay Indonesia (02/06/2014), Pak Didik panggilan akrabnya, mengatakan, “Dari perbandingan morfologi dasar antara proporsi kepala dengan leher dan tubuhnya, analisa saya itu Harimau Jawa,” papar Didik. “Melihat dari foto, sepertinya itu Harimau Jawa betina yang habis melahirkan.”

Menurut informasi pemilik akun Mas Appen, ia mendapatkan foto tersebut dari akun bernama Arvin Vipernation.  Ketika ditanya Mongabay Indonesia, pemilik akun Arvin Vipernation mengatakan, ia mendapatkan foto tersebut dari seorang bernama Edy. Selain itu ia mengaku diberitahu bahwa foto ini diambil awal 2014 berlokasi di suatu tempat di Jawa Tengah.

Pak Didik berharap Arvin dapat memberikan keterangan menyeluruh tentang perolehan gambar foto tersebut, sehingga dapat memperkuat sekaligus dapat dipertanggungjawabkan nilai ilmiahnya.

Wahyu Giri Prasetya, peneliti Harimau Jawa dari Jember ketika dihubungi Mongabay Indonesia mengatakan, secara bentuk jika melihat dari foto itu maka memang arahnya adalah Harimau Jawa. Namun perlu didalami dan digali informasi lebih mendalam lagi terkait asal dan keaslian foto tersebut.

“Lokasi ini belum jelas, apakah ini di Jawa Tengah atau di perbatasan dengan Ujung Kulon. Informasi lain juga masih perlu diverifikasi,” kata Wahyu Giri.

Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Foto: Andries Hoogerwerf

Wahyu Giri menambahkan untuk memperoleh verifikasi lanjutan peneliti harus mendapatkan foto-foto lainnya. Tidak bisa hanya satu saja. Seumpama memakai satu rol film, maka satu rol tersebut harus di cek dan dijadikan bahan analisa. Dalam foto tersebut pada bagian mata terlihat putih, jika menggunakan camera trap biasanya bagian mata tidak menjadi putih. Demikian pula, jika foto ini diambil dengan camera trap maka status tanggal biasanya akan muncul.

“Saya masih mencoba melihat detil pada bagian ekor dari foto tersebut. Karena ada yang tertutup dengan daun yang juga ikut terpotret. Saya juga belum bisa memastikan apakah ini foto editan atau bukan,” tambah Wahyu Giri.

Terkait dengan belum jelasnya keberadaan foto tersebut, maka pemerintah harus segera melakukan tindakan untuk memverifikasi dan mencari sumber kebenaran dari foto tersebut. Sehingga jika memang ketahuan siapa pemiliknya dan dimana diambilnya,  maka perlu ada perlindungan.

“Pemerintah harus segera melakukan penggalian informasi. Jika foto tersebut kuat kebenarannya, maka perlu ada perlindungan kawasan hutan,” tutur Wahyu Giri.

Pernyataan kepunahan Harimau Jawa muncul dari laporan World Wildlife Fund (WWF) 1994 yang tidak mendapatkan sosok foto spesies ini setelah memasang 10 kamera trap sistem injak selama satu tahun di TN Meru Betiri, Jawa Timur. Akibat pernyataan punah dari WWF yang diperkuat Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA), maka setiap ada pelaporan perjumpaan harimau Jawa oleh masyarakat selalu dianggap cerita mitos. 

========

Update Berita ini dari Redaksi (per 7 Juni 2014)

Tulisan dalam artikel ini banyak memancing respon pembaca, termasuk yang menginformasikan bahwa sumber asli dari foto adalah berasal dari link youtube sebagai berikut: https://www.youtube.com/watch?v=Iem-hQKyNIE

Mongabay Indonesia telah menghubungi kembali Didik Raharyono dan Wahyu Giri Prasetya dan berikut tanggapannya:

Didik Raharyono: “Saya menyayangkan kebohongan yang menurut saya sangat fatal.  Data foto dan referensi saya tentang harimau thailand masih minim. Selama ini saya hanya fokus dengan harimau jawa dan harimau sumatra sebagai pembanding.  Menjadi pekerjaan rumah buat saya untuk mempelajari juga harimau di Semenanjung Malaya dan Thailand, khususnya pada proporsi morfologi dan karakter pola loreng.”

Wahyu Giri Prasetya: “Penyebaran foto ini jelas merupakan kesengajaan, bahkan hingga sampai menyampaikan informasi kepada kami bahwa lokasi pemotretan berasal dari  Jawa Tengah, yang ternyata comotan Youtube, hal ini tentu  sangat saya sesalkan, dan menarik untuk mengungkap motifnya.”

Mongabay Indonesia sangat mengapresiasi para pembaca yang telah sangat aktif merespon artikel ini.  Mongabay Indonesia akan terus menginformasikan berita lingkungan yang berhubungan dengan hasil penelitian dan para peneliti Indonesia yang aktif dalam menggali kekayaan alam Indonesia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,