Sepuluh pekerja, dari lima kebun binatang di Inggris, mendaki tiga gunung dalam sehari guna menyuarakan penyelamatan monyet hitam Sulawesi alias yaki (Macaca nigra). Keberanian itu, beranjak dari keprihatinan pada populasi yaki yang terancam.
Pendakian mulai 5 Juli 2014 mengusung tema “Tantangan Tiga Puncak 2014.” Mereka akan mendaki Gunung Ben Nevis (Skotlandia), Gunung Scafell Pyke (Inggris) dan Gunung Snowdon (Wales).
Untuk merampungkan aksi, mereka harus menempuh waktu 24 jam, dengan perkiraan berjalan kaki 13 jam dengan jarak tempuh 43 kilometer dan rute-naik turun 2900 mdpl.
Jodie Dryden, penjaga kebun binatang Drusillas Park Inggris, koordinator kegiatan ini, mengunjungi Taman Wisata Alam Batuputih, Bitung, setahun silam. Ini membuat dia menyaksikan yaki langsung dan mendengar banyak informasi ancaman satwa endemik Sulawesi Utara ini.
” Jodie berjanji terus berpartisipasi dalam konservasi yaki bersama tim Selamatkan Yaki di Manado,” kata Yunita Siwi, Education Officer Yayasan Selamatkan Yaki, Rabu (2/7/14).
Para zoo keeper ini, aktif dalam meningkatkan kesadaran, bahkan penggalangan dana mendukung kegiatan konservasi yaki. Kegiatan oleh orang ‘luar’ ini, katanya, patut diacungi jempol dan diteladani.
Yunita menilai, upaya zoo keepers Inggris ini, layak menjadi renungan warga Sulut. “Diharapkan dapat memotivasi kalangan di tanah air.”
Yaki, salah satu spesies endemik Sulut. Dalam 40 tahun terakhir, populasi menurun drastis atau lebih 80%. Berbagai penelitian menyebutkan, penurunan populasi karena habitat beralihfungsi menjadi perkebunan bahkan perumahan.
“Ancaman lain perburuan. Ada pula yaki sebagai peliharaan, karena dianggap lucu. Paling sering dikonsumsi,” kata Yunita.
Yaki terdaftar sebagai salah satu satwa terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature. Dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, yaki masuk satwa dilindungi.