Bayi orangutan dengan kondisi malnutrisi dan penuh luka berhasil disita Tim Human Orangutan Conflict Response Unit milik Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre, bersama petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gayo Lues, di Aceh, Selasa (5/8/14).
Bayi orangutan yang diamankan dari Desa Pepelah, Kecamatan Pining, Gayo Lues, Aceh ini langsung dibawa ke karantina sementara di Batu Mbelin, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pada Rabu pagi (6/8/14), tim penyelamatan tiba di sana. Bayi inipun diberi nama Pepe.
Panut Hadisiswoyo, direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (OIC), mengatakan, penyitaan Pepe berkat informasi masyarakat. “Setelah dapat informasi kita langsung tancap gas, dan berhasil mengevakuasi bayi orangutan itu.”
Setelah pemeriksaan menyeluruh oleh dokter hewan SOCP, Pepe ternyata menderita dehidrasi dan malnutrisi serius. Ia juga memiliki beberapa luka di wajah dan kaki.
Meskipun beberapa warga mengaku, bayi orangutan ditemukan tergeletak di tanah ditinggal sang induk, namun tim evakuasi tak yakin. Terlebih melihat kesehatan bayi yang menghawatirkan. Diduga kuat, katanya, Pepe terlepas dari pegangan induk yang diburu.
“Tim yakin, luka-luka pada tubuh bayi orangutan, dari serangan orang yang mencoba mengambil dari induk. Lalu jatuh dari pohon. Induk orangutan ditembak hingga terluka dan mungkin mati.”
Beberapa jam setelah perawatan dokter hewan, kondisi Pepe mulai stabil.
Yenny Saraswati, manager Karantina SOCP, mengatakan, kondisi Pepe belum 100 persen stabil. Namun, tim dokter penyelamatan awal dengan memasang infus dan memberikan susu.
Dari pemeriksaan awal, ditemukan bekas luka cukup banyak. Di pipi bagian kiri bengkak dan lebih banyak luka pukulan. Mata kiri bengkak sampai mata kiri tertutup dan sulit dibuka. Pepe juga luka di bagian kepala hingga sulit menggerakkan atau mengangkat kepala.
“Jika dilihat bentuk luka, kemungkinan terkena pukulan cukup keras pada bagian kepala. Kita masih pantau kesehatannya.”