Musim kemarau kembali melanda Sumatra, bahkan beberapa wilayah sudah mulai terkena dampak kemarau yaitu kebakaran lahan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Jambi pada 2 Agustus 2014, terdapat 8 titik api yang tersebar di kabupaten Batanghari, Merangin, Tebo dan Muaro Jambi.
Pada umumnya di Jambi, Jarak pandang juga masih normal meskipun pada pagi hari terdapat kabut namun kabut tersebut adalah uap air dan partikel debu bukan asap. Berdasarkan data yang dirilis pada tanggal 4 Agustus BMKG tidak mendeteksi adanya titik api di wilayah provinsi Jambi karena sebagian wilayah Jambi telah diguyur hujan.
Prakirawan BMKG Jambi Gumilang Deranadyan mengatakan adanya siklon tropis di wilayah Philipina Barat yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir ini mempengaruhi cuaca di provinsi Jambi. “Dengan adanya siklon tropis ini menyebabkan wilayah Jambi terutama di bagian barat akan diguyur hujan,” ujarnya.
BMKG memprediksi puncak musim kemarau di provinsi Jambi akan terjadi pada bulan Agustus hingga September. “Rata – rata suhu udara di Jambi selama kemarau berlangsung akan berkisar antara 32 hingga 33 derajat celsius” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa selama sepuluh tahun terakhir suhu udara di provinsi Jambi meningkat dan pada musim kemarau ini kotamadya Jambi akan terasa lebih panas akibat penduduknya yang semakin padat dan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau. “Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan pada puncak musim kemarau ini kami terus melakukan koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Manggala Agni dan TNI,” tambah Gumilang.
Sedangkan BPBD Jambi mencatat terdapat 69 titik api tersebar diseluruh wilayah provinsi Jambi dari bulan Februari hingga Juli 2014. “Pada bulan Juli terdapat sekitar 23 titik api dan untuk mencegah bertambahnya jumlah titik api Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan sebuah helikopter untuk membantu memadamkan titik api tersebut, ” tutur Purwoko, Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana BPBD Jambi.
Helikopter tersebut digunakan untuk memantau dan menjatuhkan bom air di lokasi – lokasi titik api. “Namun karena saat ini provinsi Riau dan Kalimantan Barat mengalami bencana kabut asap maka saat ini helikopter tersebut diperbantukan kesana,” jelasnya.
Meskipun saat ini tidak dapat melakukan pemantauan melalui udara BPBD Jambi berkoordinasi dengan Manggala Agni, TNI, Dinas Perkebunan tetap melakukan pemantauan melalui darat. “Jika di puncak kemarau yang diperkirakan oleh BMKG akan terjadi pada bulan ini hingga September nanti, kami akan kembali menggunakan helikopter untuk memadamkan titik api,” tambah Purwoko.
Kabupaten Tebo, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Merangin adalah wilayah yang berdasarkan pantauan BMKG dan BPBD rawan mengalamami kebakaran. BMKG dan BPBD menghimbau juga menghimbau seluruh masyarakat Jambi terutama di kawasan – kawasan yang sering terjadi kebakaran untuk tidak membakar lahan.